Target Presiden Joko Widodo dinilai hanya mimpi di siang bolong yang akan menghapus angka kemiskinan ekstrem hingga 0 persen pada 2024. Pasalnya, hal itu sulit direalisasikan.
- Pelantikan PPK DiPersoalkan, KPU Jombang Dinilai Abai Aduan Masyarakat
- Eri Cahyadi Berangkatkan Warga Surabaya Ziarah Wali Lima di HUT Partai Golkar ke 60
- Sikap AHY terhadap Penguasa Pilihan Paling Rasional Menyongsong Pemilu 2024
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/3), target itu akan sulit diraih lantaran kondisi ekonomi saat ini yang cenderung melemah.
Apalagi, pertumbuhan ekonomi nasional terus melambat. Tahun ini diperkirakan hanya 3 persen hingga 4 persen.
"Iyu mimpi di siang bolong. Itu ilusi yang diada-adakan," kata Ujang Komarudin.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini menilai, janji Jokowi itu hanya upaya kamuflase menutup-nutupi kepanikan akibat ekonomi dalam negeri tidak kunjung menunjukkan perbaikan.
Belum lagi ekonomi global saat ini yang tidak menentu akibat wabah virus corona. Ekonomi Indonesia sendiri sudah sejak awal menunjukkan pelemahan sebelum ramai covid-19 itu.
"Jadi janji 0 persen itu bentuk kepanikan (Jokowi) karena ekonomi sedang morat-marit," demikian Ujang Komarudin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Golkar Rekomendasi 19 Bakal Calon Kepala Daerah di Jatim
- Pemerintah Naikkan Harga BBM, Demokrat: Bukti Tatakelola Ekonomi Amburadul
- Soal Gibran Tempel Stiker Ganjar, Bawaslu: Pelanggarannya Tidak Terbukti