Menjelang musim kemarau, relawan kebencanaan yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sampang, mulai membicarakan inovasi pengolahan air hujan.
- Soal Penyekatan, Bupati Bangkalan: Tidak Ada Diskriminasi Pada Warga Madura
- Dua Pelaku Penggelapan Asal Jakarta Ditangkap Anggota Polsek Bubutan
- Kaleidoskop 2023: Surabaya Kian Bersolek, Semua Taman Direvitalisasi dan Ditambah Fasilitasnya
Ketua FPRB Sampang, Moh Hasan Jailani menyampaikan, pilot project mini (skala kecil) yang saat ini mulai dibahas yaitu pemanfaatan air tadah hujan untuk persiapan musim kemarau 2021 di daerah Pulau Mandangin, Kecamatan Sampang kota.
Menurutnya, selama ini pemanfaatan air hujan di daerah tersebut sangat minim yakni hanya menggunakan metode tradisional atau sebatas ditampung dalam wadah dan digunakan untuk keperluan sehari-sehari. Sedangkan kondisi air tanah di pulau Mandangin berkarakteristik air payau, sehingga kebutuhan air bersih sangat dibutuhkan.
"Jadi FPRB Sampang ini, ingin mencoba menaikan grade yang awalnya hanya ditampung biasa, namun kini diolah dengan cara sederhana namun lebih bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, air hujan sejatinya akan menjaga stok kekurangan air bersih di saat musim kemarau yang sebentar lagi akan tiba," paparnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim usai menggelar rapat bulanan bersama para anggota FPRB di Aula Hotel Panglima, Selasa, (16/3).
Menurut Mamak, sapaan akrab Moh Hasan Jailani menyatakan, anggota FPRB Provinsi nantinya akan memberikan ilmu pengolahan air hujan agar lebih bermanfaat untuk warga kepulauan dan untuk dipelajari oleh jenjang FPRB Kabupaten bersama warga, agar bisa segera diterapkan sebelum memasuki musim kemarau. Hal itu disebabkan karena di daerah tersebut seringkali kekurangan air bersih, juga keberadaan alat penyuling air laut menjadi air tawar yang bernilai miliaran rupiah belum termanfaafkan dengan baik.
"Di Mandangin seringkali kekurangan air bersih meski sebenarnya sudah ada alat penyuling air laut menjadi air tawar yang belum termanfaatkan dengan baik. Dan masyarakat di sana sudah terbiasa dari dulu menampung air hujan secara tradisional, makanya daerah pulau mandangin rencananya akan menjadi daerah percontohan," ungkapnya.
Ketua Lembaga Kesehatan NU Sampang ini juga menyampaikan, di daerah kepulauan Mandangin selain direncanakan menjadi lokasi wisata, kepulauan Mandangin juga dijadikan tempat panen air bersih menggunakan air hujan.
"Ya mudah-mudahan pilot project ini menjadi massif, sehingga ketika kemarau, pemerintah tidak hanya melakukan pengiriman air melainkan menjadi solusi ketika menghadapi kemarau," harapnya.
Di sisi lain, mantan Ketua LPBI NU Sampang ini juga menyebutkan, FPRB Sampang nantinya juga merencanakan pengolahan sampah untuk dijadikan bahan bakar yang murah meriah. Sebab sejauh ini Sampah juga menjadi problematika dalam kebencanaan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Eri: Salat Idul Fitri Dapat Dilakukan di Masjid Sesuai Zonasi Skala Mikro
- Pemkot Surabaya Fasilitasi Pinjaman Modal untuk Toko Kelontong MBR
- Satgas Banjir TNI AL Distribusikan Bantuan ke Korban Banjir Kalsel