Wakil Sekretaris DPD Golkar Jatim, Pranaya Yudha menilai, mundurnya Bamsoet dari pencalonan ketua umum Partai Golkar jelang Muyawarah Nasional (Munas) menunjukkan sikap kenegarawan dengan lebih mementingkan Golkar dibandingkan ambisi pribadi.
- AHY Lantik 38 Ketua DPC Partai Demokrat se-Jatim, Suara Generasi Milenial jadi Target di Pilkada Serentak 2024
- Sinyal Dukungan Jokowi Untuk Ganjar Diapresiasi Kader PDIP
- Pansus LKPj Akhir Tahun 2023 Kritisi Bank UMKM Jatim
"Mundurnya Bamsoet, menunjukkan kenegaraawan. Beliau lebih mementingkan kondusifitas negara," katanya dikutip Kantor Berita di arena Munas Golkar, Selasa (3/12).
Menurutnya, keutuhan dan kondisiftas Golkar berhubungan dengan kondusifitas negara.
"Kalau Golkar kondusif, DPR RI hingga kabupaten/kota juga kondusif," kata Yudha yang juga Anggota DPRD Jatim ini.
Dengan terjaganya stabilitas Dewan, maka kata anggota DPRD Jatim Fraksi Golkar ini, pemerintah pun juga akan kondusif.
"Pemerintah pusat hingga pemerintah kabupaten akan kondusif. Golkar akan selalu berkomitmen untuk bekerjasama dengan pemerintah agar kesejahteraan rakyat dapat terus ditingkatkan," ungkapnya.
Pria yang juga ketua AMPI Jatim ini, menambahkan pihaknya optimistis keputusan mundurnya Bamsoed ini akan membuat Munas berakhir aklamasi. Apalagi, mundurnya Bamsoet disebut menjadi persaingan menuju Golkar 1 tertutup.
"Kami optimis, (pemilihan ketua umum) berlangsung aklamasi," umgkapnya.
Terkait 7 calon lainnya yang masih maju menyaingi Airlangga Hartarto, Yudha mengatakan semua punya hak untuk maju, namun dalam tata tertib maupun aturan harus didukung 30 persen dan dibuktikan dengan syarat surat dukungan.
"Kalau melihat itu, tidak ada yang bisa memenuhi kecuali Pak Airlangga. Sehingga, kami optimistis aklamasi, Pak Airlangga ketua Umum Golkar," pungkasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dampak Kisruh di Desa Wadas: Elektabilitas Ganjar Melorot, Puan Berpeluang Didukung Megawati untuk 2024
- Try Sutrisno Minta LaNyalla Tetap Perjuangkan Naskah Asli UUD 1945
- Saatnya Bahlil Hingga Erick Thohir Ditendang dari Kabinet