Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati secara gamblang mengungkapkan terjadinya defisit negara hingga 10 tahun ke depan.
- Bertemu Putin di Kremlin, Ini yang Disampaikan Jokowi
- Luhut Diduga Terlibat Bisnis PCR, IMM: Jikalau Mau Jadi Pebisnis, Mundur Saja dari Jabatan Menteri
- Aktivis Antikorupsi Daftar ke KPU Jatim, M Trijanto: Semoga Lahir Senator Berkualitas dari Rahim Pergerakan Rakyat
Menurut Sri Mulyani, dampak pandemik virus corona atau Covid-19 berisiko membuat defisit anggaran pendapatan belanja negara (APBN) menjadi lebar.
Tidak tanggung-tanggung, defisit APBN yang semula ditaksir Rp 852,9 triliun atau 5,07 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sebagaimana Perpres 54/2020, diprediksi akan membengkak menjadi Rp 1.039,2 triliun atau menjadi 6,34 persen dari PDB.
"Dengan adanya Covid-19 kita mengalami defisit yang meningkat secara dramatis, dan ini akan menjadi beban 10 tahun ke depan," ujar Sri Mulyani ketika melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Kamis lalu (18/6).
Menanggapi hal itu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu menyarankan kepada Sri Mulyani untuk berkonsultasi kepada pejabat tinggi di negeri ini yang pernah sesumbar mengatakan tidak akan utang jika terpilih sebagai pemimpin.
Orang yang sama, kata Said Didu, juga pernah mengatakan bahwa masalah uang tidak perlu dipusingkan. Sebab uang sudah ada dan tinggal menunggu kinerja dari para pejabat.
Tak hanya itu, Said Didu juga mencatat bahwa orang tersebut juga pernah sesumbar siap menarik uang hingga puluhan ribu triliun. Di mana data uang itu diklaim ada di kantong orang yang bersangkutan.
“(katanya) akan ambil uang yang datanya ada di kantong sekitar Rp 11.000 triliun,” tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Survei Populi Center: Ungguli Prabowo, Ganjar Jadi Kandidat Capres Paling Banyak Dukungan
- Dokter Mufti Anam Hibahkan Mobil Ambulance Ke PDI Perjuangan Probolinggo
- Bela Emil Dardak, Politisi Senior Demokrat: Pernyataan Hasto Kurang Tepat Dan Tendensius