Pandemi Covid-19, Penderita DBD di Jatim Menurun

Logo Kantor Berita RMOLJatim
Logo Kantor Berita RMOLJatim

Jumlah penderitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur mencapai 408 orang. Angka tersebut menurun dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 1.704 orang. 


Selain itu, angka kematian akibat DBD di Jatim juga menurun hanya 4 orang pada 2021, dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 13 orang.

“Jumlah penderita DBD ini tercatat turun pada tahun 2021, jika dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2020 tercatat jumlah penderita DBD sebanyak 1.074 orang. Untuk jumlah kematian pada Januari 2020 sebanyak 13 orang,” ujar kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Herlin Ferliana, Rabu (10/2). 

Herlin mengatakan jumlah penderita DBD tertinggi pada Kabupaten Situbondo sebanyak 114 orang. Kemudian Kabupaten Bondowoso sebanyak 42 orang, Kabupaten Jember sebanyak 28 orang, Kabupaten Kediri sebanyak 13 orang, dan Kabupaten Magetan sebanyak 23 orang. Sedangkan jumlah kematian DBD iku Kabupaten Pamekasan sebanyak 2 orang, Kabupaten Situbondo sebanyak 1 orang, dan Kota Malang sebanyak 1 orang.

“Untuk bulan Februari, penderita DBD yang sebanyak 10 orang, tanpa ada kasus kematian,” ungkapnya. 

Lebih lanjut Herlin mengatakan upaya yang sudah dilakukan oleh Dinkes Jatim dan Dinkes Kabupaten/Kota antara lain, meningkatkan peran masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus melalui kegiatan satu rumah satu jumantik. Di antaranya meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk. 

Kemudian menyiapkan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit DBD. Serta menerapkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Tanggal 28 Oktober 2020 tentang Kewaspadaan DBD di musim penghujan.

 “Selain itu melakukan promosi kesehatan melalui berbagai media, koordinasi dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan penyakit DBD dan melakukan Surveilans kasus DBD di daerah,” jelasnya. 

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk segera merujuk atau membawa ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila ada anggota keluarga dengan gejala demam, setelah 2 hari tidak turun panasnya setelah minum obat penurun panas. 

Menurutnya masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama dengan memberi minum sebanyak-banyaknya. 

“Minum air putih dibubuhi gula atau oralit, susu atau air kelapa. Selain itu memberi obat penurun panas, kompres  dan bawa ke sarana pelayanan kesehatan terdekat,” katanya. 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news