Ahli politik dan bahasa, Noam Chomsky menganalisa pandemik virus corona baru sebenarnya bisa dicegah. Sebab sebelum mewabah, virus ini sudah terdeteksi.
- TNI AL Berhasil Gagalkan Penyelundupan Ribuan Benih Lobster Rp6,9 M ke Singapura
- Warga Jember Digegerkan Penemuan Bayi Baru Lahir yang Dibuang ke Area Pemakaman
- Pemerintah Tetapkan Iduladha 17 Juni 2024
Demikian dikatakan Chomsky ketika berbicara mengenai pandemik Covid-19 di kediamannya pada 28 Maret lalu.
"Pandemik virus corona ini bisa dicegah, informasi ada di sana untuk mencegahnya. Bahkan, itu sudah muncul dimana-mana. Pada Oktober 2019, tepat sebelum wabah, ada simulasi skala besar di Amerika Serikat, kemungkinan pandemik dari jenis ini," ujar Chomsky.
Chomsky lantas merujuk pada simulasi Event 201 oleh Johns Hopkins Center for Health Security bersama dengan World Economic Forum dan Bill & Melinda Gates Foundation.
"Tidak ada yang dilakukan. Krisis itu kemudian diperburuk oleh pengkhianatan sistem politik yang tidak memperhatikan informasi yang mereka ketahui," tegas Chomsky seperti dimuat Al Jazeera, Minggu (5/4).
"Mengapa ada krisis virus corona? Ini kegagalan pasar yang sangat besar. Ini kembali ke esensi pasar yang diperburuk oleh intensifikasi neoliberal biadab dari masalah sosial-ekonomi yang mendalam," kata pria 91 tahun tersebut.
Dengan adanya pandemik ini, Chomsky mengatakan, orang saat ini mulai berpikir dunia seperti apa yang sebenarnya diinginkan. Karena, menurutnya, pandemik ini adalah hasil dari kegagalan neoliberal di mana seharusnya kemungkinan munculnya Covid-19 sudah bisa dideteksi dari modifikasi epidemi SARS, 15 tahun yang lalu.
"Pada saat itu, itu diatasi. Virus diidentifikasi, urutan vaksin tersedia. Laboratorium di seluruh dunia dapat bekerja saat itu untuk mengembangkan perlindungan terhadap potensi pandemi koronavirus. Mengapa mereka tidak melakukannya?" tanyanya.
"Sinyal pasar salah. Perusahaan obat. Kita telah menyerahkan nasib kita kepada tirani swasta yang disebut korporasi, yang tidak bertanggung jawab kepada publik, dalam hal ini, Big Pharma. Dan bagi mereka, membuat krim tubuh baru lebih menguntungkan daripada menemukan vaksin yang akan melindungi orang dari kehancuran total," tuturnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Miris, Dua Bocah Disiram Air Baterai Hingga Alami Luka Bakar Oleh Ayah Tiri
- Korban Ledakan Plumpang Dirujuk ke RSPP dan RSCM
- Ikan Sepanjang 14 Meter Terdampar dan Mati di Muara Pesisir Asmat