Gejolak Papua makin memanas. Presiden Joko Widodo dinilai terlalu lambat menangani masalah Papua.
- KPU Jember dan PPK Kompak Mangkir Dari RDP Pansus Pilkada Jember 2024
- Tidak Ingin Seperti Sri Lanka, Megawati Meminta Pemerintah Waspadai Krisis Pangan
- Mahasiswa Farmasi Unej Bangun Rumah Toga Obat di Kawasan Hutan Konservasi Curahnongko
Persoalan yang dipicu aksi rasisme di asrama mahasiswa Papua di Surabaya kini merembet ke aksi demonstrasi di halaman Kantor Bupati Deiya yang berujung korban jiwa.
Fahri pun beranggapan Presiden Jokowi terkesan tutup mata dengan insiden ini lantaran belum mengambil sikap.
"Papua bergolak Pak, apakah bapak belum mendengarnya? Berarti benar, di sekitar Bapak ada tembok raksasa. Kuping Bapak seperti disumbat tisu basah," tegasnya.
Di halaman kantor Bupati Deiyai, para demonstran semula menyuarakan aksi protes terhadap rasisme yang terjadi di Surabaya. Namun diduga ada kelompok yang menunggangi aksi tersebut hingga berujung bentrok antara sipil dan aparat keamanan.
Akibat kejadian ini, dua anggota TNI dan empat Polri mengalami luka terkena busur panah.
Adapun satu personel TNI, Serda Ricson dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan dari pihak massa aksi, dua sipil meninggal lantaran tindakan terukur yang diambil oleh aparat keamanan.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tepis Isu Keretakan, Wabup Jember Pastikan Hubungannya dengan Bupati Tetap Harmonis
- Anies-Aher Akan Bertemu, Demokrat: Koalisi Ini Selalu Komunikasi
- Petahana Daftar ke KPU Ngawi, Siapa Berani Lawan?