Partai politik pengusung Jokowi-Maruf menolak Partai Gerindra dan Parpol pengusung Prabowo-Sandi masuk kabinet. Alasan Parpol koalisi Jokowi, Indonesia memerlukan oposisi agar ada check and balance. Sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan efektif.
- Rumah Ketua KPPS Diduga Dibondet
- Puluhan Nyawa Petugas KPPS Tak Terselamatkan, Hidayat Nur Wahid Turut Prihatin
- Khofifah Bersyukur Kampus Top Dunia King's College London resmi berdiri di KEK Singhasari
"Mareka khawatir jatah menteri mereka berkurang," ujar Ujang dilansir Kantor Berita RMOL, Senin (1/7).
Kalau Partai Demokrat dan PAN bergabung masuk kabinet Jokowi-Maruf, tentu akan mengurangi kursi menteri parpol koalisi Jokowi. Belum lagi Partai Gerindra, jika benar partai pimpinan Prabowo Subianto itu bergabung, tidak mungkin hanya dapat jatah satu menteri.
"Jadi, Gerindra dan kawan-kawan akan mengurangi kursi yang sudah dijanjikan (untuk parpol koalisi Jokowi)," demikian Ujang.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Rapimnas PPP Dibuka, Suharso Tidak Ingin Ada Lagi Friksi Internal
- Bawaslu RI Lantik Anggota Baru di 25 Provinsi, Ini Daftar Namanya
- Jokowi Resmi Terima Kendali G20 dari PM Italia