Munculnya kabar bahwa ada pihak yang menginginkan PDIP berubah haluan dukung Pemilu ditunda dengan kursi Wakil Presiden gantikan Maruf Amin tidak bisa dianggap enteng.
- DKPP Periksa Bawaslu Jatim dan Bawaslu Surabaya Atas Dugaan Laporan Caleg
- KPU Tetapkan 10 Parpol Peserta Pemilu 2024 Tak Lolos Parlemen
- Ormas-ormas Di Kota Probolinggo Siap Dukung Amin Ina Dalam Pilwali 2024
Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, jika PDIP tergoda tawaran itu, maka skenario kriminal demokrasi akan berhasil dan hegemoni kekuasaan makin menguat.
Meski membantah, Dedi merasa senang karena Puan lantang menolak hal itu. Dedi menengarai ada kesan upaya meraih kekuasaan tanpa Pemilu ini bena-benar akan dipaksa terjadi.
Indikasinya, kata Dedi, gelagat komunikasi politik para ketum partai politik, Menko Luhut dan lunaknya respons Jokowi.
"Untuk itu, satu-satunya Parpol yang sejauh ini punya kekuatan gerakan massa adalah PDIP, dan dengan alasan itu publik berharap pada PDIP agar konsisten mengawal demokrasi," demikian kata Dedi dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin (28/3).
Lebih lanjut, Dedi mengingatkan kepada siapapun elite politik bahwa jika ada yang secara sporadis mencoba melakukan pembegalan pada konstitusi, maka itu sama halnya telah lakukan kudeta. Sebab, hukum di Indonesia telah mengaturnya.
Atas dasar itu, Dedi berharap Puan tetap berada di garis konstitusi dengan menolak tawaran itu.
"Justru ini momentum Puan berada di pihak mayoritas publik, dan itu baik untuk mendulang simpati publik," pungkas Dedi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sidang Hasto Kristiyanto, Hakim Pertanyakan Sumber Dana PDIP
- Terungkap! Hasto Garansi Harun Masiku Gantikan Riezky Aprilia
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah