RMOLBanten. Permasalahan Gizi Buruk di Kabupaten Serang merupakan suatu masalah kompleks yang membutuhkan dukungan dan bantuan dari pihak lain.
- Indonesia Butuh 30 Ribu Dokter Spesialis
- Tambahan Kasus Positif Covid-19 Naik Lagi ke Angka 11.588 Orang, yang Meninggal 17 Pasien
- Jambore Kesehatan Jiwa VI, Refleksi dan Dedikasi Pemkot Surabaya terhadap isu Kesehatan Jiwa
Baca juga: Waduh, Di Serang Masih Ada Penderita Gizi Buruk
Dikatakan Sri, pemantauan tumbuh kembang anak yang dilakukan di Posyandu, terkadang masih kurang didukung masyarakat sehingga persoalan gizi buruk masih menghantui masyarakat terutama di Kabupaten Serang.
Meski demikian dikatakan Sri Nurhayati, kader dan petugas dilapangan tidak pernah lelah memotivasi masyarakat terutama yang punya bayi balita untuk datang ke posyandu agar dapat terpantau dengan baik tumbuh kembangnya bayi dan anaknya.
"Disamping itu datang ke posyandu juga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lainnya seperti immunisasi dan penyuluhan lainnya," ujarnya.
Dalam menangani gizi buruk dikatakan Sri Nurhayati, pihaknya tidak mampu sendirian dibutuhkan support dan kerjasama dengan pihak lain.
"Baik itu dari segi pendidikan dan pemberdayaan masyarakatnya, penyediaan lapangan kerja, peningkatan ekonomi keluarganya,termasuk media punya peran yang tidak kalah penting," pungkasnya. [dzk
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Wali Kota Eri Gelar Swab Hunter Serentak di 31 Kecamatan se-Surabaya
- Jumlah Penyintas Kanker di Aceh Capai 1.318 Orang
- Kapolri Yakin Target Satu Juta Vaksinasi Sehari Bisa Tercapai