Penyebab Partai Demokrat Dan Gerindra Kurang Harmonis

Partai Demokrat terlihat kurang serius dalam mendukung Prabowo-Subianto-Sandiaga Uno di Pemilihan Presiden 2019. Kondisi itu membuat hubungan Demokrat dan Gerindra sebagai pengusung utama pasangan itu terlihat kurang harmonis. Elit kedua partai itu kerap saling sindir sehingga membuat konflik internal koalisi tersebut terbuka ke publik.


"Sedangkan demokrat berada dalam posisi dilematis karena itu hanya jadi target tambahan bukan utama, target utama meningkatkan perolehan pileg. Beda dengan Gerindra yang menjadikan pilpres sebagai target utama,” tegasnya lagi.

Karena itu, Surokim menyarankan agar Gerindra tidak menuntut berlebihan partai koalisi untuk memenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Gerindra harus realistis untukk terus memantapkan konsolidasi dan tidak menuntut partai koalisi berbuat lebih dari kepentingan utama partai mereka karena menuntut lebih hanya akan mematik perpecahan tidak akan membawa kesolidan,” tambahnya.

Hubungan demokrat dan gerindra ini memang unik,  sebagai mantan partai berkuasa demokrat tentu tetap ada gengsi berada dibawah Gerindra dan ingin equal dalam hubungan koalisi. Sementara Gerindra sebagai pengusung utama ingin dominan,” pungkasnya.[bdp]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news