Perludem: Yang Lelah Dengan Proses Pilpres Cenderung Golput

Jumlah pemilih dalam Pemilu 2019 diprediksi menurun oleh Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).


Berbagai hal menjadi penyebabnya, seperti keterbatasan pilihan sehingga menguatkan pesimisme. Sehingga mengakibatkan apatisme politik karena masyarakat tidak diakomodir atau terfasilitasi.

"Secara pilihan atau eksepsi politik jadi keterbatasan pilihan direspon dengan pesimisme pemilih," katanya di Gedung RRI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (29/1).

Selain itu, akibat pemilih yang tidak mendapatkan informasi terkait pemilu mereka menganggap kontestasi demokrasi 2019 hanya sekadar memilih presiden. Terlebih, ajang debat pilpres disajikan dengan penuh sensasi menyebabkan sebagian pemilih merasa lelah dengan prosesnya.

"Akhirnya mereka yang merasa letih dengan proses pilpres menutuskan tidak menggunakan hak pilih. Padahal, mereka akan mengorbankan empat surat suara lainnya yang merupakan posisi untuk pemilih calon legislatif," tutur Titi.

Selanjutnya, akibat mekanisme urusan surat pindah pemilih atau form A5 yang sangat rumit sebab harus diurus paling lambat H-30, sementara banyak hal yang tidak bisa diantisipasi oleh pemilih. Alhasil pemilih tidak ada waktu untuk mengurus.

Pemilih yang belum memiliki KTP-el juga tidak bisa menggunakan hak pilih, sehingga menjadi pesimis duluan.

"Yang terakhir, pemilih-pemilih yang pragmatis dan tidak menganggap pemilu penting dan dihadapkan pada libur panjang," kata Titi.

Untuk meningkatkan gairah pemilih, Titi menyarankan agar adanya narasi-narasi yang ideologis dan subtansif, sehingga pemilih semangat untuk ke TPS. Terlebih, pada 17 April bertepatan pada momentum libur panjang perayaan Paskah.

"Jadi, alasan itu saya kira kalau tidak diantisipasi dengan baik oleh penyelenggara pemilu, kandidat masyarakat sipil dan media dalam membangun suasana optimis terhadap proses pemilu. Sehingga angka pengguna hak pilih di Pemilu 2019 menurun," demikian Titi. [bdp]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news