Polisi Amankan Uang Ratusan Juta Yang Diduga Untuk 'Serangan Fajar'

Polisi berhasil menggagalkan sejumlah uang ratusan juta rupiah yang diduga akan digunakan sebagai money politik atau serangan fajar sebelum pelaksaan Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April besok.


"Dugaan sementara adanya money politics. Yang pertama itu kita dapati beberapa hal mengenai uang Rp 1 miliar di Lamongan," tutur Kabag Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mantera, di Mapolda Jawa Timur, dikutip Kantor Berita .   

Kasus  Surabaya, lanjut Barung, pihaknya kembali menemukan uang sekitar Rp 200 juta, yang diduga, juga akan digunakan untuk serangan fajar di wilayah Gayungan.   

"Sama, katanya itu menyangkut dengan kegiatan saksi-saksi Partai Gerindra. Ini yang kita lakukan pengamanan," Kata Barung.

Terungkapnya kasus ini bermula dari patroli yang dilakukan tim dari Sat Reskrim Polrestabes Surabaya pada Selasa dini hari tadi. Saat berada di Jalan Gayungan, polisi mengamankan mobil mencurigakan, dan mendapati uang ratusan juta rupiah.   

"Penindakan ini juga bermula dari kecurigaan tim yang berpatroli terhadap sebuah mobil yang tiba-tiba putar balik. Setelah diperiksa, ternyata ditemukan uang senilai Rp 253 juta," ucap Barung.   

Saat ini, dugaan praktik money politics jelang coblosan di Surabaya ini juga sudah ditangani oleh Sentra Gakkumdu (Penegaan Hukum Terpadu). "Sudah ditangani oleh Gakkumdu," ujarnya.   

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Panwaslu Lamongan, Miftahul Badar menjelaskan, pengungkapan kasus dugaan politik uang ini bermula ketika petugas Polres Lamongan menggelar razia di Jalan Panglima Sudirman sekitar pukul 23.30 WIB. "Waktu razia itu didapati sebuah mobil berisi uang dan ada atribut partai peserta Pemilu," kata Miftah.   

Selain terdapat gambar Parpol tertentu, juga ditemukan gambar Caleg tertentu. Sementara uang yang ditemukan di dalam mobil, masih berada di dalam tas dan belum beramplop. "Nilainya lebih dari Rp 1 miliar," kata Miftah.   

Kemudian polisi membawa dua orang yang berada di dalam mobil untuk dimintai keterangan. "Dari pengungkapan kasus ini, Gakkumdu sudah memintai keterangan empat orang, tapi masih ada lagi yang kami panggil, sepertinya banyak. Sekarang masih diproses," ujarnya.[bpb]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news