Politik Gendruwo-Sontoloyo-Budek-Buta Ajakan Berpikir

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem, Effendi Choirie, menjelaskan pernyataan Cawapres Ma’ruf Amin soal ‘budek’ dan ‘buta’. Hal itu sebenarnya ditujukan kepada kelompok masyarakat yang tidak objektif menilai kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).


Gus Choi sapaan akrab Effendi Choirie menambahkan, bahwa banyak fakta fakta perubahan yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi.

"Pernyataan itu secara substansi memang benar. Persoalan kemudian kata-katanya langsung vulgar itu, memang sengaja waktunya dikatakan,” tandasnya.

Ia juga menyinggung soal pernyataan Jokowi soal politik ‘genderuwo’ dan ‘sontoloyo’. Menurutnya pernyataan itu memang benar adanya, lantaran banyak pelaku politik yang kampanyenya menakut-nakuti rakyat seperti genderuwo dan bicara tanpa fakta seperti orang sontoloyo.

"Dengan cara itu membuat rakyat pesimis dan akan selalu ketakutan menghadapi masa depan. Calon pemimpin seharusnya tidak seperti itu,” katanya.

Padahal, lanjut Gus Choi, salah satu syarat untuk menjadi pemimpin dalam ajaran agama harus membuat rakyat optimis dan memiliki harapan.

"Mengarungi kehidupan itu salah satu syarat. Dalam ajaran agama apapun termasuk Islam juga ada. Bahkan ada dalilnya loh,”  imbuhnya.

Pernyataan keras Jokowi maupun Makruf Amin soal perilaku berkampanye, ujar Gus Choi, dianggap pendidikan politik bagi masyarakat Indonesia. Sekaligus mengajak cara berfikir masyarakat untuk lebih obyektif.

"Jokowi-Ma’ruf Amin bukan hanya sekadar bagaimana terpilih. Bukan sekadar bagaimana elektabilitasnya naik tapi juga memberikan pendidikan politik. Terpenting pendidikan politik ini adalah mengajak rakyat untuk objektif. Boleh mengkritik tapi tidak boleh asal saja,” pungkasnya.[aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news