Pertemuan Bobby Nasution dengan Prabowo Subianto dicermati banyak kalangan sebagai sinyal memberi dukungan untuk menantu Presiden Joko Widodo itu di Pilkada Kota Medan 2019.
- Soal Mentan dan Menteri LHK, Nasdem: Djarot dan PDIP Jangan Asbun!
- Kelompok Radikal Manfaatkan Momentum Politik untuk masuk ke Kekuasaan
- Muslim Arbi: Capres 2024 Jangan Andalkan Dukungan Jokowi
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Ade Reza Hariyadi menilai bahwa pertemuan itu merupakan bagian dari penjajakan politik. Bobot kekuatan Bobby tentu akan dikalkulasi dan dibandingkan Prabowo dengan kader di internal partainya.
Apakah dapat mendongkrak popularitas, likelibilitas, dan elektabilitasnya sehingga dapat memenangkan pilkada dan tidak membebani partai pengusung," ungkap Ade saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL pada Minggu (29/12).
Selain itu, menurut Ade, pertimbangan strategis lainnya juga menyangkut kalkulasi politik. Apakah jika kandidat yang diusung itu menang dapat menjaga akses kepentingan partai atau sebaliknya.
Dalam konteks ini, dapat dipahami dengan Prabowo sebagai Ketum Gerindra membuka diri untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk Boby Nasution. Bahkan Prabowo juga telah menerima silaturahmi dari anak Wakil Presiden KH Maruf Amin, Siti Nur Azizah.
Meski demikian, Ade menegaskan sebaiknya setiap partai, terutama yang memenuhi syarat kursi untuk mengusung kandidat sendiri dapat memprioritaskan potensi kader internal sebagai bagian dari kaderisasi politik partai dan membangun tradisi kepartaian yang makin mapan.
"Sehingga kesan bahwa parpol sekadar kendaraan politik†saja menjadi tidak relevan lagi," pungkasnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sinergi Dewan Pers- BNPT, Pedoman Peliputan Terorisme untuk Wartawan
- Anwar Sadad Optimis Revisi Perda Penanaman Modal Bangkitkan UMKM Yang Terpuruk Akibat Pandemi
- Survei Medsos, Duet Ganjar-Arief Poyuono Kalahkan Prabowo-Budiman