RMOLBanten. Timnas Kerajaan Maroko mengalami ketidakadilan di arena Piala Dunia 2018 di Rusia, dan patut dipandang sebagai tanda-tanda praktik korupsi di tubuh FIFA.
- BTN Jakarta Run 2023 Pakai Sebagian Jalan, Corsec BTN Minta Maaf
- Kalahkan Juara Bertahan, Jateng Select Sabet Piala Bergilir Kejurnas KONI Pusat 2024
- Undian Grup Piala Dunia U-20 Dibatalkan Gara-gara Gubernur Bali Tolak Israel
Sebagai seorang pengacara, Irina dikenal sebagai aktivis yang kerap memperhatikan dan memberikan perlindungan kepada korban kekerasan dan pelanggaran HAM, selain menggemari isu hubungan internasional dan geopolitik.
Dalam kolomnya, Irina mencatat salah satu ketidakadilan yang dialami Maroko adalah saat pihak Maroko meminta wasit memperlihatkan rekaman Visual Assistance Refree (VAR) dalam pertandingan melawan Spanyol yang berakhir dengan skor imbang 2-2.
Dalam pertandingan itu, timnas Maroko tampil gemilang di luar perkiraan banyak kalangan.
Sebelumnya, wasit yang memimpin pertandingan antara timnas Maroko melawan timnas Portugal juga menolak permintaan pihak Maroko untuk mereview VAR saat terjadi dugaan pelanggaran oleh pemain Portugal.
Dalam pertandingan melawan Portugal itu, Maroko mengalami kekalahan 0-1, dan juga tampil dengan gemilang.
Menurut Irina, wajar kalau ketidakadilan wasit yang memimpin kedua pertandingan itu membuat kalangan wartawan yang mengikuti perhelatan akbar sepakbola dunia ini mencurigai ada semacam keberpihakan kepada timnas dari negara-negara Eropa.
Irina mengutip twit wartawan Prancis, Harve Penot, melalui akun @hpenot_lequipe yang mengatakan, "Wasit punya masalah dengan Maroko, atau memiliki keinginan untuk melihat Portugal dan Spanyol dalam babak berikutnya."
Dalam perhelatan Piala Dunia 2018, Maroko berada satu grup bersama Spanyol, Portugal dan Iran.
Pertandingan perdana Maroko adalah melawan Iran yang berakhir dengan skor 0-1. Gol Iran lahir di detik-detik terakhir injury time. Sepanjang pertandingan itu, Maroko sebenarnya lebih menguasai permainan. Tetapi nasib baik belum perpihak pada Maroko. Untuk pertandingan melawan Iran ini, Maroko tidak mengajukan protes dan permintaan mereview VAR.
Dari empat negara di grup itu, memang akhirnya Portugal dan Spanyol yang melaju ke babak 16 besar.
Irina menambahkan, praktik korupsi bukan cerita baru di tubuh FIFA. Dia mengingatkan pada kasus korupsi di tubuh FIFA yang diselidiki FBI pada tahun 2015. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PSSI Jatim Apresiasi Pemkot Surabaya, Fasilitas Stadion GBT Terpenuhi Sambut Kualifikasi Piala AFC
- Jaga Imunitas dan Tetap Bermasker, Pegiat Olahraga Gelar Laga Family Game Piala Kemerdekaan
- Timnas Palestina Puji Stadion Gelora 10 November, Wali Kota Eri: Ini Membuat Kebanggaan Kami Menjadikan Surabaya Kota Sepak Bola