Masalah ekonomi Indonesia sudah terjadi jauh sebelum pandemik Covid-19 yang baru menjangkit di awal tahun 2020.
- Lewat Program BATARA SPEKTA, BTN Targetkan 300 Ribu Nasabah Baru
- BTN Kembali Dipercaya Sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
- Syukuran HUT Ke-71, BTN Beri Kado Bunga KPR 4,71%
Demikian disampaikan Direktur Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf di akun Twitternya, Kamis (2/7).
"Presiden (Jokowi) enggak sadar bahwa masalah ekonomi ini sejak pertumbuhan hanya 5%, meski utang nambah terus," kata Gde Siriana.
"Covid hanya memperjelas apa yang tadinya samar dan tidak dirasa rakyat," imbuhnya.
Namun ancaman serius tersebut disayangkan. Sebab harapan adanya solusi konkret tak tampak dan lebih terlihat manuver pemerintah yang seolah mengelak bahwa kondisi ekonomi Indonesia ini dialami seluruh dunia.
Ancaman resesi di tengah pandemik Covid-19 makin banyak disuarakan. Bahkan pemerintah sendiri melalui Kementerian Keuangan menegaskan bahwa dunia tak lagi mewaspadai resesi, melainkan potensi depresi.
"Kini Menkeunya (Sri Mulyani) aja bicaranya sudah makin enggak pede dengan resesi. Rakyat pun sudah enggak mempan dengan bunga-bunga pencitraan," tandasnya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- bank bjb Konsisten Dukung Program Unggulan Pemprov Jabar, Petani Milenial
- Realisasi Investasi Jatim Tertinggi Selama Lima Tahun Terakhir, Gubernur Khofifah ; Alhamdulillah Tahun 2022 Tembus Rp 110,3 Triliun
- JCC dan Festival Peneleh 2024 Jadi Ajang Promosi Kopi Jawa dan Kawasan Wisata