Nama Muhammad Habibur Rochman alias Gus Habib menguat di bursa calon wali kota Surabaya pasca kepemimpinan Tri Rismaharini alias Risma.
- Syahrul Yasin Limpo Dipanggil KPK, Nasdem: Itu Ranah Hukum
- Prof Hikmahanto: Sepanjang Indonesia Bersedia jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20, Tidak Boleh Menolak Siapapun Anggotanya
- Wakil Ketua DPRD Surabaya Minta Kenaikkan Harga BBM Ditinjau Ulang
"Jika dukungan Bu Khofifah semakin terbuka dan diketahui publik, maka potensi mendapat insentif elektoral semakin kuat," nilai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya (Fisib) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dikutip Kantor Berita , Jumat (1/2).
Apalagi, tegas Surochim, hingga kini massa Muslimat NU dan Fatayat NU maupun pemilih perempuan di Surabaya cukup kuat. Terbukti, saat Pilgub Jatim 2018, kendati Surabaya dikenal sebagai kandang PDI Perjuangan, Khofifah bisa memang.
"Menurut saya kekuatan Gus Habib ada pada dukungan Bu Khofifah. Jika Bu Risma yang wali kota saja bisa memberi insentif (elektoral) 9 persen, saya pikir insentif dukungan Bu Khofifah lebih besar dari itu," katanya.
Insentif elektoral yang dimaksud Surochim, dari hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) periode 20-31 Desember 2018 terpapar, 9 persen responden akan memilih siapapun calon yang didukung Risma.
Dalam survei tersebut, Gus Habib juga memiliki modal elektabilitas lumayan untuk sosok milenial, yakni 0,8 persen. Sama dengan perolehan elektabilitas politikus senior Partai Demokrat Jatim, Renville Antonio.
Bahkan, di kalangan sosok milenial, elektabilitas Gus Habib masih di atas Ketua PW GP Ansor Jatim, Mohammad Abid Umar Faruq alias Gus Abid (0,5 persen) serta Wakil Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin (0,3 persen).
"Dukungan Bu Khofifah kepada Gus Habib saya pikir strategis. Tinggal Gus Habib bisa menunjukkan kapasitas dan kapabilitas dalam memimpin kota besar, yang tentu saja dibutuhkan banyak kompetensi," paparnya.
Peluangnya juga semakin besar kalau dia melewati ujian lolos sebagai anggota DPR RI pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. Saat ini Gus Habis maju Caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo).
"Menurut prediksi saya, peluangnya akan lebih besar jika beliau bisa melewati ujian pertama, yakni lolos sebagai anggota DPR RI. Minimal sebagai tolok ukur basis dukungan pemilih di Surabaya," tandasnya.
Apalagi di era pemilihan sekarang ini, kata Surochim, variabel yang menentukan keterpilihan kandidat semakin banyak dan komprehensif.
Kandidat yang bisa menambah nilai plus, dapat insentif dari lintas sektor, serta memiliki kemampuan dalam mengapai suara di luar basisnya, akan menjadi kunci sukses dalam Pilwali Surabaya.
"Jadi kemampuan diterima di luar basis pemilihnya itu juga akan menjadi penentu. Menurut saya itu juga yang menjadi tantangan Gus Habib jika running Pilwali Surabaya," pungkas Surochim.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dapat Suntikan Semangat Kyai dan Alumni Ponpes Pasangan Niat Optimis Menang di Pilkada Gresik 2020
- Rekom PKB Turun ke Pasangan Harmonis, Begini Kata Sekretaris DPC Kabupaten Madiun
- Koalisi Perubahan Resmi Usung Anies Baswedan Sebagai Bacapres 2024