Relawan Jokowi Mania (Joman) menilai sejumlah tokoh dianggap pantas untuk masuk ke Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Jokowi-Maruf seiring adanya isu perombakan kabinet.
- Temui Megawati dan Jokowi, Prabowo Beri Pesan ke PDIP Siap Lanjutkan Pembangunan era Jokowi
- Dicurhati Pedagang Pasar Wonokromo, Khofifah: Pasar Tradisional Harus Tersentuh Transformasi Digital
- Usai Sowan Kiai Sepuh Madura, Anwar Sadad Berlayar Ke Pulau Gili Ketapang Probolinggo
Menurut Ketua Joman, Immanuel Ebenezer, ada dua sosok patut diperhitungkan untuk menggantikan menteri yang dianggap tak bekerja dengan baik. Mereka adalah Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra dan cendekiawan Jimly Asshiddiqie.
"Yusril Ihza layak menggantikan Pak Pratikno. Selain itu, ada juga mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie," kata Immanuel Ebenezer dalam Obrolan Bareng Bang Ruslan bertajuk 'Reshuflle Kabinet Sebagai Keniscayaan', Selasa (13/4).
Yusril diusulkan mengganti Mensesneg dan Jimly Asshiddiqie disarankan untuk menjadi Kemendikbud-Ristek. Isu reshuffle pun makin menguat usai ada peleburan Kemendikbud dan Kemenristek menjadi Kemendikbud-Ristek. Termasuk pembentukan Kementerian Investasi.
Menurut Noel, sapaan karib Immanuel Ebenezer, kedua pakar hukum tata negara itu layak dan sangat mumpuni menjadi menteri.
"Itu mereka kan orang-orang yang secara keilmuan mumpuni dua orang ini," tegasnya.
Senada, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti sepakat jika kedua tokoh tersebut masuk dalam kabinet Indonesia maju. Bukan tanpa alasan, Ray menyebut track record Yusril dan Jimly sudah cukup membuktikan keduanya layak.
"Saya kira kalau untuk nama Jimly Asshiddiqie lebih cocok jadi calon Mendikbud Ristek, beliau orang pendidikan dan sangat mencintai dunia riset. Dibandingkan jadi Mensesneg kapasitas Pak Jimly terlalu besar kalau hanya untuk mengurusi surat-menyurat," demikian Ray Rangkuti seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemerintah Tak Ingin Gegabah Tanggapi Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa
- Yusril Ihza Mahendra Bersedia jadi Saksi Meringankan Firli Bahuri
- Prof Yusril Sebut Putusan Majelis Etik Dewas KPK terhadap Firli hanya Bikin Gaduh Politik