Reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo di periode kedua diharapkan bukan sekedar pencitraan, melainkan dapat membantu kinerja pemerintahan.
- Bahas Muktamar, Ketua Tanfidz dan Rais Aam PBNU Disarankan Bertemu
- Sindiran Mujahid 212: Wajar Jokowi Pilih ke Kalimantan, Frekuensi Mahasiswa yang Demo Belum Disetel
- Pendukung Paslon Bupati di Bondowoso Viral Lakukan Ujaran Kebencian, Berakhir Minta Maaf
"Dalam merekrut pembantunya, kalau palang pintu reshuffle dibuka, sudah saatnya pemerintahan Jokowi periode kedua ini lebih fokus pada kinerja ketimbang citra," ujar pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (6/7).
Harapan Pangi tersebut adalah karena melihat kecenderungan pemerintahan Jokowi yang seolah ingin terlihat meninggalkan legacy, atau warisan yang dapat dikenang dan menjadi sejarah dikemudian hari, yang akhirnya mengutamakan citra ketimbang kinerja.
Oleh karena itu, dia meminta kepada Presiden Jokowi untuk tidak sembarang mencomot calon menteri untuk menduduki pos-pos strategis, khususnya yang bersentuhan langsung dampaknya kepada masyarakat.
"Jauh lebih penting Jokowi memilih tidak hanya soal sebatas memenuhi representasi partai, ormas, profesional, tim sukses dan relawan, namun benar-benar mewujudkan kabinet ahli, menteri ahli di bidangnya," ungkap Direktur Eksekutif Voxpol Centre ini.
"Kalau tidak, tunggu saja kehancuran," tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tuding MUI Minta Jabatan BUMN, Anwar Abbas: Kasih Tau Saya Siapa Orangnya!
- Muktamar ke-34 NU Damai, Gus Yahya Siap Rangkul Semua Pengurus
- Yudo Margono Pastikan TNI Netral di Pemilu 2024