Reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo kembali mempertegas dogma bagi-bagi kursi. Bahkan, seluruh partai pengusung dan pendukung Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 sudah mendapat "kue kekuasaan".
- Apabila Reshuffle Kabinet, Presiden Prabowo Diminta Hindari Cawe-cawe Jokowi
- Saatnya Prabowo Bersih-bersih, Reshuffle Kabinet Meringankan Beban Negara
- Soal Reshuffle Kabinet, Pengamat: Jokowi Sulit Ditebak
Peneliti Senior Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata mengatakan, semakin sesaknya partai pendukung pengusung dan pendukung Jokowi-Maruf di postur kabinet menegasikan harapan perbaikan kerja presiden di sisa masa jabatan.
"Reshuffle kabinet ini kembali mempertegas dogma soal bagi-bagi kursi kabinet Jokowi. Seluruh partai pengusung dan pendukung Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019 sudah mendapat kue kekuasaan," ujar Dian dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (17/6).
Hal itu, kata akademisi Universitas Ibnu Chaldun ini, tidak bisa dipungkiri dari background menteri dan wakil menteri baru yang ditunjuk oleh Jokowi.
"Misalnya, Zulhas, idealnya ditaruh di kementerian terdahulu. Dengan begitu dia tidak perlu mapping awal soal masalah yang bakal dihadapi di kementerian baru," kata Dian.
Akibatnya, kata Dian, publik menyambut reshuffle kali ini kembali dengan sinisme. Kabinet Zaken dan tidak adanya rangkap jabatan seperti yang dicita-citakan Jokowi di awal kepimpinan tidak terwujud.
"Lihat saja posisi menteri baru dilantik. Mereka adalah elit partai," pungkas Dian.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik