Pemindahan Ibukota Negara ke Kalimantan Timur diyakini tidak berdampak signifikan terhadap pemerataan pertumbuhan ekonomi antar daerah.
- Konsisten Lakukan Inovasi, Yuddy Renaldi Dinobatkan Jadi CEO of The Year 2022
- Investor Incar Kawasan Industri Ngawi, BHS Minta Pemerintah Bergerak Cepat
- Smart Motor, Solusi Motor Bekas Berkualitas bagi Masyarakat Karesidenan Madiun
Bahkan pembangunan IKN juga tidak akan berkontribusi banyak terhadap pertumbuhan ekonomi makro.
Hal tersebut disampaikan Head of Center of Macroeconomics and Finance Indef, M Rizal Taufikurahman merujuk pada studi Indef yang mengungkap kontribusi IKN hanya 0,02 persen terhadap perekonomian nasional jangka pendek.
“Memang untuk pertumbuhan ekonomi ini tidak bisa diharapkan dari pemindahan ibukota negara ini,” kata Rizal, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, dalam webinar Narasi Institute membahas soal pemindahan ibukota, Jumat (16/4).
Bahkan, dampak ekonomi juga diyakini tak signifikan terhadap perekonomian Kalimantan Timur itu sendiri sebagai tuan rumah. Ia memaparkan, dampak ekonomi Kalimantan Timur jangka pendek pemindahan IKN hanya sebesar 6,83 persen.
Oleh sebab itu, ia pun menilai ada hal lain yang perlu difokuskan pemerintah di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, dibanding hanya proyek pemindahan ibukota negara.
“Masalah yang sekarang ada di hadapan kita itu Covid-19,” tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- LNG Plant Pertama di Jawa Dibangun di Kawasan Industri PIER
- Jangkau Pasar Dunia, Uni Eropa Dorong Inklusivitas Rantai Pasokan Pekebun Lewat STDB
- Jatim Gerbang Baru Nusantara: Sinergi BUMD dan UMKM Hadapi Tantangan Ekonomi Global