Praktik peredaran narkotika jenis sabu-sabu di sebuah kos-kosan di Jalan Samarinda, Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Gresik, dibongkar.
- KPK Setor Rp 3,8 Miliar ke Kas Negara dari Terpidana Fathor Rachman
- OTT di Bondowoso, KPK Geledah Kantor CV Arta Guna di Jember
- Tak Hanya Izin Retail, KPK Dalami Dugaan Suap Jual Beli Jabatan Walkot Ambon
Pengungkapan kasus ini bermula pada Minggu 30 Juni 2024. Saat itu anggota Polsek Manyar mendapat informasi adanya rumah kos yang diduga sering digunakan transaksi serta penyalahgunaan narkotika jenis sabu-sabu dan pil ekstasi.
Saat dilakukan penggeledahan di kos-kosan, polisi menemukan pemuda bernama Mohammad Fadlil (26) menyimpan 43 paket sabu berbagai kemasan dengan berat sebanyak 62,17 gram.
Menurut Kapolsek Manyar AKP Tatak Sutrisno, anggota Polsek Manyar mengamankan kantong plastik berisikan 84 butir tablet biru berlogo “R” (pil ekstasi), satu timbangan elektrik, dua pack clip plastik, dua bungkus makanan plastik, dan satu buah HP.
"Untuk barang bukti 43 paket sabu-sabu dan 84 butir pil ekstasi ini ditemukan di dalam brankas berbentuk buku, ada kunci di dalam bukunya. Kami curiga, akhirnya setelah dibuka kami menemukan di dalam dus ini, sabu dan pil ekstasi," ucap Tatak sebagaimana dikutip pada Minggu (7/7).
Fadlil rupanya tidak sendirian dalam menjalankan bisnis terlarangnya. Usut punya usut, dia dibantu Muhammad Rizky Maulana Maghfur alias Kiki (25) dan Kriswijaya alias Kris (26) sebagai kurir.
"Mereka bertiga merupakan warga Tlogopojok, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Mereka juga membentuk komplotan dan menamakannya ‘Gresik Menyala’. Ketiganya memiliki peran masing-masing," kata eks Kasatreskoba Polres Gresik tersebut.
Dari keterangan tersangka, barang haram itu didapat dari jaringan bandar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Pengakuan Fadlil, bisnis haram jenis sabu dan pil ekstasi diedarkan ke sejumlah wilayah, mulai GKB, Suci, Manyar, Gresik Kota, hingga Duduksampeyan. Sasarannya pekerja dan buruh pabrik.
"Mereka satu komplotan. Di mana ada barang datang, ada yang bagian ambil, ada yang meranjau, ada yang menerima orderan. Info terakhir barang dari LP (Lapas) masih kami kembangkan, kami dalami dulu," demikian Tatak.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news