Meski tidak sama sekali menghentikan perang, kunjungan Presiden Joko Widodo menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menunjukkan peran politik Indonesia sebagaimana diamanatkan konstitusi.
- Gedung Putih Tuding Korea Utara Kirim 3.000 Tentara ke Rusia untuk Perang Dengan Ukraina
- Rusia Mendesak Warganya Segera Tinggalkan Israel
- Rusia Berpeluang Dirikan Kampus Nuklir di Indonesia
Begitu kata Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menanggapi adanya bantahan dari pihak Ukraina bahwa Presiden Zelensky memberikan pesan tertulis untuk Presiden Putin melalui Presiden Jokowi.
"Bantahan Ukraina hal yang biasa dalam diplomasi, terlebih dalam situasi perang. Benar tidaknya sudah dikonfirmasi oleh pihak Rusia. Sama halnya ketika AS dan sekutunya keukeuh mengatakan tidak membantu Ukraina, namun pengiriman senjata jalan terus," ujar Satyo melansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/7).
Satyo menilai, kedatangan Jokowi tidak sama sekali menghentikan perang antara Ukraina dan Rusia. Bahkan, usai kedatangan Jokowi, peperangan lebih sengit.
Namun Jokowi telah menjalankan amanah konstitusi untuk ikut serta menjaga ketertiban dan perdamaian dunia.
"Tapi paling tidak peran politik yang diamanatkan oleh konstitusi sudah dilaksanakan, sembari mencoba mengamankan jalur impor gandum Ukraina dengan berharap kepada Mr. Putin impor gandum tujuan Indonesia boleh lewat," pungkas Satyo.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik