Aliran tata kelola keuangan pemerintah kembali dipertanyakan. Pasalnya, utang besar yang ditarik pemerintah tidak menimbulkan efek yang nyata bagi rakyat.
- Hari Ini KPU Umumkan Parpol Lolos Verifikasi Administrasi
- Kemenkeu Bandingkan Rasio Utang Dengan Negara Besar, Andri Arief: Jelaskan Juga Kemampuan Bayar Dan Kondisi Masyarakat
- Keberatan Status Buronan Mardani Maming, PDIP: KPK Tak Perlu Drama
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu mempertanyakan tambahan utang sebesar Rp 1.038 di tahun 2020 yang efeknya tidak dirasakan rakyat. Terutama dalam mengatasi sebaran virus corona.
“Katanya tahun 2020 akan tambah utang Rp 1.038 triliun, akan berikan dana Covid Rp 667 triliun, tapi kenapa rakyat masih bayar tes corona?” tanyanya dalam akun Twitter pribadi sesaat lalu, Senin (22/6).
Selain itu, Said Didu juga mempertanyakan ke mana uang tersebut sebenarnya mengalir. Sebab rakyat masih dicekik dengan kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
Tidak hanya itu, tagihan listrik oleh sebagian masyarakat juga dirasakan melonjak berkali lipat secara tiba-tiba. Rakyat juga belum bisa merasakan BBM murah meskipun harga minyak dunia sedang anjlok.
“Kenapa BPJS dinaikkan? Kenapa listrik mencekik? Kenapa BBM tidak turun? Dan kenapa lainnya? Apakah uang rakyat tersebut bukan untuk bantu rakyat?” tanyanya, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gubernur Khofifah Puji Kinerja Relawan Semeru: Pahlawan Tanpa Tepuk Tangan
- Gegara Pose Jari, Anggota PPS hingga PPK di Jember Dilaporkan ke Bawaslu
- NasDem Pertimbangkan Khofifah Jadi Pendamping Anies