Menjelang peringatan hari Lansia Nasional pada 29 Mei 2021, Anggota DPRD Komisi D Fraksi PSI Surabaya, Tjutjuk Supariono mengimbau walikota terpilih untuk mewujudkan program-program yang berkaitan dengan lansia.
- Tingkatkan Literasi pada Anak, Pemkot Surabaya Mengajak 1000 Bunda Paud untuk Mendongeng
- Wali Kota Eri Cahyadi Buat Sayembara Desain Eks THR-TRS
- Bupati Probolinggo Ajak Warga Perangi Covid-19 Demi Kemerdekaan
Program khusus lansia ini dinilai penting karena semakin banyaknya populasi lansia di Surabaya, angkanya sudah mendekati 9%. Angka ini diperkirakan akan terus naik seiring dengan membaiknya angka harapan hidup di Surabaya.
“Kinerja pelayanan kesehatan di Kota Surabaya terus membaik ditandai dengan terus naiknya angka harapan hidup. Tahun 2020, angka harapan hidup telah mencapai 74,18 tahun. Surabaya telah mengarah ke struktur penduduk menua (ageing population) sebagaimana kota-kota maju di dunia. Program lansia ini semakin penting untuk diperhatikan. Apalagi programnya sudah pernah disampaikan oleh Mas Eri, tinggal eksekusi saja” ucap Tjutjuk, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu, (26/5).
Program-program khusus lansia yang dimaksud meliputi pemberian gelang chip yang isinya NIK, rekam medis, alat pelacak GPS, dan layanan listrik serta air gratis.
Selain itu, ada layanan dokter keliling, peningkatan permakanan pada posyandu lansia, dan beberapa program lainnya untuk lansia yang telah disampaikan Walikota terpilih pada waktu kampanye lalu.
Tjutjuk juga mengapresiasi kinerja Pemerintah Kota Surabaya dalam menangani lansia di masa pandemi COVID-19.
“Sampai dengan bulan Mei 2021, kurang lebih 78% lansia di Surabaya sudah divaksin. Angka ini merupakan salah satu yang tertinggi di Indonesia. Meski begitu, masih banyak masalah terkait lansia yang perlu diselesaikan” ujar politisi PSI ini.
Melansir data BPS tahun 2019, 6,01% lansia muda (umur 60-69 tahun) mendominasi jumlah lansia di Surabaya. Dari sisi kesehatan, angka kesakitan penduduk lansia dan yang mengalami keluhan kesehatan pun jumlahnya cukup besar, masing-masing sebanyak 24,25% dan 46,03%.
Ada sekitar 40,18% lansia yang memilih untuk tidak berobat jalan dan 2,49% tidak memiliki biaya. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masalah lansia yang belum terselesaikan, harapannya dengan dijalankannya program khusus lansia ini, masalah tersebut bisa berkurang.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Peringati HPN 2021, PWI Tuban Gelar Donor Darah dan Bagi-bagi Sembako
- Minta Gubernur Surati Pusat, Pengelolaan Terminal Dan Jembatan Timbang Di Jatim Saatnya Dikembalikan Ke Daerah
- Kyainya Tersandung Kasus Asusila, Kemenag Jombang Sebut Ponpes Tidak Terdata