Sebuah sekolah di Swedia timur kebanjiran kecaman setelah memaksa siswanya untuk turun ke jalanan dan mengambil bagian dari unjuk rasa menentang perubahan iklim.
- Dampak Gempa, Gedung Graha Petrokimia Gresik Retak, Fasilitas Kesehatan dan Masjid Roboh
- Polri Bantu Proses Evakuasi Sriwijaya Air SJ-182
- Dalam Sehari, Covid-19 Di Singapura Bertambah 3.577 Kasus
Dengan mengutip media lokal, Russia Today pada Senin (30/9) mengabarkan bahwa beberapa kepala sekolah di Swedia telah memberikan persetujuan bagi siswa untuk keluar dan menghadiri aksi unjuk rasa menentang perubahan iklim Jumat pekan kemarin. Namun tidak ada yang mewajibkannya ke para siswa.
Sedangkan sekolah di Umea itu mewajibkan siswanya untuk mengambil bagian dalam aksi tersebut, terlepas dari apakah mereka memang ingin ikut atau tidak.
Hal itu menuai kritik dan kecaman oleh warga Swedia di Twitter. Mereka menilai bahwa keputusan pihak sekolah itu tidak demokratis dan otoriter karena memaksa anak-anak untuk mengambil bagian dalam gerakan bahkan jika mereka tidak menginginkannya.
Anggota dewan setempat Anders Agren mengatakan dalam sebuah cuitan mengatakan bahwa orangtua para siswa di sekolah itu diberitahu bahwa sekolah telah membuat keputusan atas permintaan Greta Thunberg, aktivis iklim remaja yang lantang menyuarakan perubahan iklim di panggung dunia.
Melansir Kantor Berita Politik RMOL, Thunberg diketahui kerap membolos dari sekolah setiap hari Jumat selama setahun untuk turun ke jalan dan meminta kaum muda di seluruh dunia untuk bolos sekolah demi aksi global menentang perubahan iklim dan mendesak para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Baku Tembak dengan Satgas Madago Raya, Ali Kalora Tewas
- Terduga Pembunuh Siswa TK di Jember Babak Belur Dihajar Warga
- Ada Pihak Lain Ikut Bermain dalam Penyanderaan Pilot Susi Air?