Dua hari lalu, tepatnya Minggu (7/6) puluhan driver ojek online (ojol) mendatangi RS Dr Soetomo. Hal itu dikarenakan kabar tertahannya jenazah rekannya tak bisa keluar dari rumah sakit.
- 14 Pria Jalani Operasi KB Vasektomi, Ning Gyta: Bentuk Cinta Istri
- Proyek Pekerjaan Lambat hingga Pekerjaan Drainase di Kota Malang Tak Muncul di LPSE, Begini Kata Kadis DPUPRPKP
- Puluhan Demonstran di Malang Diamankan. Sebagian Besar Usia Remaja
“Ya, memang benar saat itu banyak driver ojol yang mendatangi rumah sakit. Pada saat itu, saya juga berada di lokasi,” kata kata Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur, Daniel Rorong, kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (9/6).
Daniel menuturkan, kedatangan para ojol ini merupakan solidaritas dimana beredar kabar bahwa jenazah rekanya tidak bisa keluar dari rumah sakit.
“Tapi hal itu tak berlangsung lama, lebih kurang pukul 22.00 WIB, jenazah bisa dipulangkan dan dimakamkan pihak keluarga,” ucapnya.
Dia mengatakan, saat itu dirinya sempat berkoordinasi dengan humas RS Dr Soetomo, dan mendapat kabar bahwa dari pemeriksaan diketahui ada flek hitam di paru-paru almarhum.
“Meski demikian, seharusnya pihak rumah sakit bisa transparan dalam memberikan penjelasan, sehingga hal ini tak terjadi lagi. Dalam hal ini saya tetap mengapresiasi tim medis sebagai garda terdepan dan solidaritas ojol terhadap rekannya,” tuturnya.
Sebelumnya, pada Jumat (5/6), terjadi peristiwa penjambretan di kawasan Darmo Harapan dan memakan korban atas nama Daru Ardia (40).
Korban dinyatakan meninggal siang jelang sore. Sejak pukul 16.00 WIB, rekan-rekan ojol sudah berdatangan baik laki-laki maupun perempuan.
Puluhan driver ojek online memadati kamar mayat RS. dr Soetomo, Surabaya, Minggu (7/6). Mereka datang lantaran memperoleh kabar jika mayat rekannya tak bisa keluar dari kamar mayat RS. Dr Soetomo.
Menurut keterangan seorang pengendara ojol, Suryanto, awalnya rekan-rekannya hanya sedikit yang datang. Tetapi, kabar tertahannya jenazah rekannya tersebut membuat solidaritas sesama ojol tergerak hingga berdatangan.
“Saya juga tidak tahu persis bagaimana kondisi sebenarnya. Tapi beredar info jika mayat rekan kami tidak bisa keluar jika tidak dinyatakan terjangkit Covid-19. Rekan saya ini korban jambret yang kritis dan meninggal. Bukan sakit karena virus,” ucap lellaki berusia 35 tahun itu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bangun MCK dan Fasilitas Wudu untuk Ratusan Santri Majelis Taklim Al Irsyad di Tuban
- Bentuk Dukungan, Ini Harapan Ratusan Petani di Nganjuk untuk Ganjar Jika Jadi RI-1
- Tim SAR Akhirnya Menemukan Korban Terakhir Bencana Longsor di Lumajang