Pilkada serentak 2020 bukan tidak mungkin akan dicampuri oleh kaum oligarki di tingkat pusat. Kelompok-kelompok elit yang dekat dengan kekuasaan ini akan berbondong-bondong terjun ke daerah.
- PDIP Buka Peluang Revisi UU Pemilu
- Sempat Terkendala Silon, Paslon Ipuk-Mujiono Daftar Pertama ke KPU Banyuwangi
- PKS Jadi Peraih Suara Terbanyak di Sejumlah Negara
Hal ini disampaikan aktivis Pro Demokrasi (ProDem) Surabaya, Fitradjaja Purnama saat menjadi narasumber dalam diskusi rutin bertajuk “Menakar Kekuatan Parpol Dalam Pilkada Serentak 2020” di Surabaya, Sabtu (25/1).
“Kelompok-kelompok elit ini punya kepentingan politik kuat di Pilkada serentak 2020. Mereka akan masuk melalui partai maupun individu,” kata Fitra dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Fitra juga menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya kepentingan dalam Pilkada serentak 2020.
“Presiden jelas punya kepentingan. Semua orang punya kepentingan. Yang menang dan menguasai Pilkada serentak akan punya posisi tawar kuat,” jelas Fitra.
Namun ada seorang audience bertanya, apakah kepentingan Jokowi dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih sejalan menyusul pernyataan pengamat politik Rocky Gerung yang menyebut keduanya sudah berbeda pandangan.
Fitra menilai, bahwa antara PDIP dan Jokowi tidak bisa dipisahkan. Adanya perbedaan itu hanya pandangan umum saja. Yang jelas keduanya saling membutuhkan.
“Saya melihat PDIP dan Jokowi masih solid dan saling punya kepentingan satu sama lain,” ujarnya.
Sebaliknya, Fitra menyebut pernyataan Rocky Gerung yang diunggah dalam sebuah video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (23/1) lalu, menyiratkan sebuah misi politik belah bambu.
“Rocky Gerung sedang menjalankan misi politik belah bambu,” ungkap Fitra.
Saat ditanya Rocky Gerung dapat misi dari siapa, Fitra mengungkapkan bahwa Rocky sekarang ini sedang berada dalam lingkaran mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Misi Rocky dari siapa, ya tidak tahu. Yang jelas dia sekarang ada di lingkaran SBY,” tegas Fitra.
Apalagi sejak terjadi hiruk pikuk politik kemarin, banyak demo dimana-mana terkait revisi UU KPK, Fitra menilai bahwa itu adalah tarik menarik kekuatan antara Jokowi dan SBY.
“KPK sebelumnya dipegang SBY, kemudian dipegang Jokowi, di sini ada tarik menarik kuat antar kedua kubu,” sebutnya.
Sebelumnya Rocky dalam sebuah video unggahannya, Kamis (23/1) mengungkapkan banyaknya perdebatan yang menjatuhkan pemerintahan saat ini atau disebut zero sum game.
Rocky beranggapan, saat ini hubungan antara PDIP dan Jokowi sedang tidak harmonis. PDIP disebut gelisah karena ada kekhawatiran Jokowi ingin membuat partai sendiri dan mengabaikan investasi PDIP.
"Saya lihat bukan PDIP bersama Jokowi, PDIP yang bersaing dengan Jokowi atau minimal Jokowi bersaing dengan PDIP," sebut Rocky.
Selain itu, Rocky juga menilai, PDIP merasa Jokowi belum memenuhi seluruh hutangnya termasuk soal jatah menteri dari kader PDIP di periode kedua pemerintahan Jokowi dan banyak soal lainnya.
"Jadi saya lihat sebetulnya politik hari ini adalah persaingan antara presiden vs PDI-P," tegas Rocky.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Resmikan Jembatan Ploso Jombang, Menteri PUPR Basuki: Semoga Bisa Urai Kemacetan
- Putin Perintahkan Unit Pasukan Nuklir Siaga Tinggi
- Prabowo-Gibran Meluncur ke Indonesia Arena Didampingi Para Ketum Parpol