Sri Mulyani Dapat Dana Pinjaman Dari ADB Rp38,44 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendapat kunjungan dari Masatsugu Asakawa, Presiden Asian Developmemt Bank atau ADB yang baru. Dan, Indonesia menjadikan negara pertama yang dia kunjungi.


Sri Mulyani dalam postingan di akun instagramnya, Selasa (3/3) menulis: "Mr. Masatsugu Asakawa menyampaikan bahwa ADB tengah menyiapkan Country Partnership Strategy (CPS) dengan Indonesia yang fokus pada 3 hal utama yaitu Pembangunan SDM, Infrastruktur, dan Perubahan Iklim.”

Sri Mulyani menilai, CPS harus disertai dengan penempatan SDM di negara recipient, sehingga ada pembelajaran dan pengalaman bagi SDM-SDM ADB sekaligus impelementasi kebijakan yang lebih lancar di negara penerima donor.

"Untuk rencana dan fokus CPS di Indonesia dapat juga disampaikan kepada Presiden RI. Sementara kerja sama ADB dengan sektor swasta dapat dilakukan juga di beberapa sektor lainnya seperti perumahan layak (termasuk sanitasi, pembangunan area kumuh, serta waste management) dan energi terbarukan," ujar Sri Mulyani seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.

Kemitraan Indonesia-ADB yang telah berlangsung selama 50 tahun telah banyak membuahkan hasil, mulai dari dukungan untuk membawa Indonesia lepas dari krisis finansial, penanggulangan bencana hingga pembangunan infrastruktur.

Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) menyatakan komitmennya untuk mengalokasikan dana pinjaman ke Indonesia sebesar 2,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp38,44 triliun (kurs Rp14.420 per USD) pada tahun ini.

Perluasan dukungan ADB tersebut ditujukan bagi prioritas pembangunan Indonesia di berbagai bidang.

"Komitmen kami untuk mendanai Indonesia sekitar 1,7 miliar dolar AS hingga 2,7 miliar dolar AS pada tahun ini," terang Presiden ADB, Masatsugu Asakawa di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/3).

Komitmen dukungan ini meningkat dibandingkan tahun lalu. ADB hanya menggelontorkan dana pinjaman sebesar 1,7 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.

Dana pinjaman untuk tahun ini akan digelontorkan ke sektor inklusi keuangan sebesar 500 juta dolar AS dan pendanaan program daya saing sebesar 500 juta dolar AS. Sementara sisanya akan disiapkan untuk program-program pemerintah lainnya.

ADB dan Indonesia memiliki hubungan kemitraan kuat yang dibangun atas tujuan yang sejalan, yaitu mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif. Asawa mengatakan pihaknya akan terus menguatkan kemitraan dengan Indonesia.

"Saya bertekad untuk memperkuat kemitraan ini dan terus mendukung prioritas pemerintah, termasuk peningkatan pendidikan, pengembangan keterampilan, dan perlindungan sosial, serta mendorong investasi di infrastruktur, mobilisasi sumber daya domestik, dan ketahanan iklim dan bencana," tutupnya.


ikuti terus update berita rmoljatim di google news