Hujan es terjadi di beberapa wilayah di Kota Surabaya. Peristiwa itu juga disertai hujan lebat dan angin kencang yang terjadi pada Senin, (21/2), sore.
- Diduga Terseret Banjir, Perempuan Asal Kendal Belum Ditemukan
- Diduga Bunuh Diri, Perempuan Lompat Dari Perahu Tambangan ke Sungai Kalimas
- Dana Miliaran Untuk Influencer, Satyo Purwanto: Pantas Data Pemerintah Selalu Ngaco
Beberapa daerah yang mengalami hujan es, rata rata di Surabaya bagian barat dan selatan, diantaranya Wiyung, Manukan dan Sukomanunggal, Wonokromo dan Sebagainya.
Dari pantauan, bongkahan es tersebut, berdiameter sekitar 1 sampai 2 cm. Jika jatuh area banjir, begitu cepat larut.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Tonny Setiyawan menjelaskan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab fenomena hujan es di Surabaya.
"Pertama dikarenakan suhu konvektif sebagai syarat terjadinya awan konvektif tercapai yang membentuk awan cumulonimbus, yang relatif tinggi dengan ketinggian sekitar 8-9 kilometer dengan suhu puncak awan mencapai -69 hingga -100 derajat celsius," ujar Tony dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Selain itu, juga dikarenakan nilai reflektifitas awan penghujan pada citra racar relatif tinggi. Pada kejadian hujan es di Surabaya nilai reflektifitasnya sekitar 50-60 dBz.
Selain itu, butiran hujan es yang turun dari awan cumulonimbus yang relatif tinggi tidak terkikis habis oleh gesekan udara atau angin.
"Sehingga, sampai di bawah masih berupa butiran es. Dia akan larut ketika kena air, atau kondisi suhu yang panas," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Minibus dan Bus Adu Banteng di Gresik, Empat Orang Meninggal
- Polri Turunkan 7.000 Pesonel Kawal Pelantikan Prabowo-Gibran
- Mursal Nabizada, Politisi Perempuan Mantan Anggota Parlemen Afghanistan Ditembak Mati di Kabul