Pidato Presiden Joko Widodo mempromosikan kuliner nusantara babi panggang (Bipang) Ambawang agar masyarakat tidak mudik ke kampung halaman, perlu direnungkan.
- Insiden Babi Panggang Ambawang Tidak Terjadi Kalau Mensesneg Memahami Tugasnya
- Ucapan Babi Panggang Di Tengah Pelarangan Mudik Lebaran Bukan Salah Jokowi
- Kontroversi Bipang Ambawang, Wibowo Arif: Lebih Berbahaya Makan Babi Panggang Atau Korupsi?
"Terlepas yang dikatakan Bipang Ambawang oleh presiden harus kita renungkan kenapa sampai omongan Jokowi membuat kegaduhan, kata Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), Tjetjep Muhammad Yasin pada Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (9/5).
Gus Yasin sapaan akrabnya, menyebut bahwa perkataan Bipang yang keluar dari mulut seorang presiden saat Lebaran Idul Fitri, merupakan bagian dari skenario Allah SWT.
"Tidakkah ini merupakan bagian dari skenario Allah SWT sebagai peringatan. Lidah manusia itu bisa menjadi faktor yang bisa mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah, namun juga bisa menyebabkan kecelakaan yang besar bagi pemiliknya," ujar Gus Yasin.
Ditambahkan Gus Yasin, sangat sulit untuk dinalar kalaulah Presiden yang mempunyai pendamping berlapis-lapis dan ahli-ahli, juga ada Mensesneg, tanpa terduga ngomong tentang Bipang Ambawang yang bisa diartikan babi panggang Ambawang yang berhubungan dengan kegiatan agama Islam.
"Babi adalah hewan haram bagi orang Islam untuk dimakan. Kalaulah yang bicara bukan Presiden ini bisa berdampak serius yang bahkan bisa jadi masuk ranah penistaan agama. Dari kejadian ini saya menyimpulkan bisa jadi kejadian soal ucapan Presiden tentang Bipang Ambawang ini adalah peringatan dari Allah SWT," demikian Gus Yasin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik