Penunjukan Ruangguru sebagai mitra pelaksana Program Kartu Prakerja menuai pro kontra beberapa hari belakangan ini. Hal ini berujung kepada mundurnya CEO Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara sebagai Stafsus Presiden Joko Widodo.
- Usulan Pileg 10 Tahun Sekali Masuk Omnibus Law UU Politik, Mendagri Tito: Masih Terlalu Jauh
- Indonesia Terpilih sebagai Anggota Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional 2023-2025
- Ibas: SBY dan Demokrat Pro Indonesia, Bukan Amerika
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Muchamad Nabil Haroen atau akrab disapa Gus Nabil menilai, polemik yang mencatut nama Belva Devara dan Ruangguru ini bersentuhan langsung dengan program utama pemerintah. Sehingga, dia meminta program ini dihentikan sementara.
"Program pelatihan online di Kartu Prakerja harus dievaluasi, sebaiknya ditunda," ujar Gus Nabil dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (25/4).
Menurut anggota Komisi IX DPR, program Kartu Prakerja yang juga untuk menanggulangi dampak ekonomi virus corona baru (Covid-19), kurang tepat. Karena, Gus Nabil lebih mendukung jika dana untuk Prakerja disalurkan dengan cara bansos sembako.
"Saat ini, rakyat butuh bantuan pangan dan kepastian logistik. Di masa krisis, kepastian pangan dan akses anggaran/pekerjaan lebih penting daripada pelatihan online," tuturnya.
"Apalagi, anggarannya sampai 5.6 triliun rupiah. Sebaiknya ditunda, atau dialihkan anggarannya untuk pos-pos mendesak dan lebih penting," ucap Gus Nabil.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Anwar Sadad Dicurhati Insentif Guru Madin Tak Lancar
- Perpisahan dengan Anies Baswedan, Warga Jakarta Ramai-ramai ke Balaikota
- Disebut Cari Dukungan Pilpres Lewat KAMI, Gatot Nurmantyo: Negara Lagi Susah Kok Mikirin Diri Sendiri