Tuduhan Netizen, Mestinya Khofifah Merespon Dengan Kinerja yang Baik

Ilustrasi / net
Ilustrasi / net

Pengamat politik dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Umar Sholahuddin meminta agar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (KIP) tidak terlalu reaksioner dalam merespon tuduhan buzzer.


Menurut dia, tuduhan netizen itu mestinya direspon dengan bijak, dengan mendepankan kinerja publik yang baik.

"Saya kira tidak terlalu urgen bagi KIP untuk merespon hal-hal seperti itu. Tuduhan nettizen mustinya direspon dengan kerja dan kinerja yang baik. Naikan popularitas dengan  meningkatkan kerja dan kinerja yang bisa dirasakan betul oleh masyarakat  Jatim," katanya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, pada Selasa (6/4).

Dia mengatakan, Gubernur Khofifah harus fokus dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid 19. Masyarakat membutuhkan kebijakan nyata agar ekonominya bisa pulih pasca pandemi.

"Lebih baik KIP fokus pada target pemulihan sosial ekonomi dan kesehatan di tengah pandemi Covid- 19 itu jauh lebih penting," tegas Umar.

Senada, pengamat komunikasi politik dari Unair Surabaya, Suko Widodo mengatakan sebagai badan publik, pengelolaan sistem informasi dan komunikasi Pemprov Jatim memang perlu diselenggarakan secara efektif dan efisien. 

Karenanya diperlukan unit khusus yang berfungsi menjadi gate keeper yang mengatur arus informasi. Baik yang masuk maupun yang dipublikasikan.

"Buzzer itu gampang kok deteksinya. Secara teknis dan semiotik konten, serta trend penyebarannya bisa untuk menilai apakah itu buzzer atau bukan. Di era digital ini, mestinya manajemen komunikasi publik Pemprov dilakukan secara profesional dan modern," jelas  Suko Widodo.

"Untuk menghindarkan kemungkinan diganggu para buzzer. Gubernur Khofifah harusnya tak perlu panik jika memang gak gunakan buzzer. Gitu saja kok repot," kelakar pria murah senyum ini.

Kepanikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terhadap para buzzer (pendengung) di media sosial  twitter akun pribadi orang nomor satu di Pemprov Jatim @KhofifahIP, dinilai berbagai kalangan  terlalu berlebihan. 

Sebab persoalan itu tidak terlalu urgent dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Bahkan Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono sampai turun gunung untuk membantah isu Gubernur Khofifah menggunakan buzzer agar menjadi trending topik di twitter juga dianggap  terlalu reaksioner dan momennya kurang tepat. Sebab, isu tersebut sejatinya mencuat pada pertengahan Januari lalu.

Dari pengamatan akun twitter @KhofifahIP terakhir kali mengunggah sebuah foto bayi pada 20 Februari 2021. Foto tersebut adalah cucu pertamanya bernama Aisyah Nabila dengan panggilan Aila. Sebuah nama sederhana, namun memiliki makna sekaligus doa yang sangat mendalam yaitu perempuan cerdas berakhlak mulia.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news