Pernyataan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, dianggap telah mengkhianati Pancasila.
- Siapkan 100 Pemuda di Setiap Desa, PSI Jatim Bidik Kemenangan di Pilpres dan Pileg
- Saran Dahnil, Bobby Ajak Panda Nababan Keliling Medan
- Catatan Akhir Tahun Demokrat, Jangan Jadikan Pandemi Ajang Bisnis
Hal itu disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Persaudaraan Alumni (PA) 212, Ustaz Novel Bamukmin, menanggapi pernyataan Said Aqil yang meminta dosen agama di fakultas umum Perguruan Tinggi untuk tidak terlalu banyak mengajarkan soal akidah dan syariah.
"Komen SAS (Said Aqil Siradj) diduga sudah mengkhianati Pancasila, atau SAS memahami Pancasila rasa RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila), atau BPIP yang unsur ketuhanan mau dibuang atau unsur ketuhanan dipersalahkan," ujar Novel kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/4).
Menurut Novel, Said Aqil telah mengidap penyakit Sepilis, yang merupakan singkatan dari sekularisme, pluralisme, dan liberalisme.
"Dengan realisasinya menolak tauhid diajarkan melalui para dosen. Karena sesungguhnya Pancasila dengan sila pertama adalah tauhid, dengan begitu Indonesia adalah negara tauhid," jelas Novel.
Karena, lanjut Novel, siapapun yang beragama Islam yang menolak tauhid dianggap sebagai komunis.
"Seminimal-minimalnya yang Sepilis itu. Yang jelas Sepilis sudah diharamkan oleh MUI tahun 2005 dengan ketetapan nomor 7," pungkas Novel.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Cak Imin: Kalau Santri Tertinggal, Indonesia pun Akan Tertinggal
- Doa 1/3 Malam Untuk KRI Nanggala 402
- Megawati Ingatkan Periset BRIN: Kalau Berpolitik Praktis, Saya Keluarkan!