UNBK Siswa Berkebutuhan Khusus Kota Kediri Difasilitasi Guru Pendamping

Dewan Pendidikan Kota Kediri melakukan pemantauan pelaksanaan ujian bagi siswa berkebutuhan khusus, Selasa (23/4) siang.


Menurut keterangan Heri Nurdianto selaku Ketua Dewan Pendidikan Kota Kediri, pihaknya tidak ditemukan adanya kendala teknis dalam pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Muhammadiyah.

"Ya berjalan lancar, tidak ada kendala yang berarti termasuk anak yang berkebutuhan khusus juga difasilitasi guru yang mendampinginya. Ketika ada kesulitan kesulitan bisa diantisipasi," paparnya kepada Kantor Berita .

Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Drs Ludjiantono menjelaskan untuk siswa berkebutuhan khusus yang sedang mengikuti ujian nasional berbasis komputer ada tiga, dari total jumlah peserta sebanyak 163.

Selama pelaksanaan Ujian, ketiga siswa berkebutuhan khusus ini setiap hari selalu masuk sekolah sesuai jadwal UNBK.

Ludjianto menegaskan, tidak ada perlakuan khusus bagi mereka, semuanya disejajarkan sama dengan siswa lainya.

"Insyah allah, bagi anak berkebutuhan khusus tidak ada perbedaan, sama. Materi soal juga standarnya sama," tandasnya.

Tiga pelajar berkebutuhan khusus itu memiliki kendala fisik di bagian mata dan harus menbawa kaca pembesar jika ke sekolah. Sementara dua siswa lainya masuk dalam kategori autis. Dalam pelaksanaan ujian mereka mendapat pendampingan dari guru pengawas.

"Kalau di dalam ruangan pendampingan sistem pengawas, setelah nanti duduk menghadap laptop, itu sudah kita lepas. Anak itu sudah mengerjakan sendiri. Seandainya ada kesulitan tidak bisa buka, pengawas nanti yang mendampingi," terangnya.

Ludjiantono mengaku, sebelum pelaksanaan UNBK, pihaknya sudah menggelar beberapa kali simulasi ujian. Semula ada kendala, namun karena sering kali dilatih mereka sudah mulai terampil dan bisa menghidupkan laptop.

Pelaksanaan UNBK pada hari pertama dan kedua sekarang ini semuanya berjalan dengan baik dan lancar.

"Satu hari satu mata pelajaran, satu hari pelaksanaannya di SMP Muhammadiyah dua sesi. Ini sesi kedua. Habis ini selesai anak pulang untuk mengikuti hari Rabu," kata pria yang akrab disapa Anton ini.

Sementara itu, diketahui sebelum melaksanakan sidak di SMP Muhammadiyah Kecamatan Mojoroto, dewan pendidikan juga melakukan hal yang sama di SD LB Bhakti Pemuda Kelurahanan Tamanan Kota Kediri.

Dalam sidak tersebut, diketahui ada delapan pelajar berkebutuhan khusus Tuna Grahita yang mengikuti ujian tidak berbasis komputer. Mereka mendapat pendampingan secara ekstra. Satu ruangan didampingi oleh dua guru.[ndik/aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news