Sejumlah Nahdliyin mendukung KH Asad Said Ali maju sebagai ketua umum dalam Muktamar ke-34 NU. Alasannya, konsep kemandirian Kiai Asad bisa menjadikan NU menjadi organisasi yang benar-benar mandiri dan maju.
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Silaturahmi ke Ketum PBNU, Khofifah : PP Muslimat NU Undang KH. Yahya Beri Pengarahan di Kongres XVIII Muslimat NU
- Cagub Luluk: Muhammadiyah Dan NU Penjaga Demokrasi Dan Ekonomi Jawa Timur
Hal ini disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Barru Sulawesi Selatan, Irham Djalil, Senin (13/12).
"Kiai Asad usung konsep kemandirian NU. Itulah yang dicari warga Nahdliyin, baik di NU kultural maupun NU struktural. Saat ini kita berharap ada kemandirian NU," ujar Irham.
Ditambahkannya, dengan konsep kemandirian Kiai Asad maka warga Nahdliyin tidak perlu meminta bantuan dana kepada pihak-pihak lain. Inilah yang akan menjadikan NU lebih baik ke depannya.
"Ini bagian dari kemandirian. Tak perlu ada kekuatan dari luar untuk mempengaruhi NU. Konsep Kiai Asad harus diapresiasi warga NU maupun NU struktural," ujarnya.
Dikatakan Irham, dalam Muktamar ke-34 di Lampung mendatang, saat ini dua kubu yang akan maju, yakni kubu KH Said Aqil Siraj dan KH Yahya Cholil Staquf. Karena itu pihaknya khawatir Muktamar nanti akan terjadi kekacauan.
Untuk itu harus ada alternatif lain. Salah satunya Kiai Asad bisa memimpin NU ke depan.
"Kalau buntu kiri dan buntu kanan, harus ada alternatif dan alternatif itu bukan ban serep. Saya kira Kiai Asad ini pilihannya," jelas Irham.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Usai Dikasih Izin Tambang, Dikhawatirkan NU dan Muhammadiyah Tidak Kritis Lagi
- Silaturahmi ke Ketum PBNU, Khofifah : PP Muslimat NU Undang KH. Yahya Beri Pengarahan di Kongres XVIII Muslimat NU
- Cagub Luluk: Muhammadiyah Dan NU Penjaga Demokrasi Dan Ekonomi Jawa Timur