Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima kunjungan tim verifikasi Kota Layak Anak (KLA) tingkat pusat di Ruang Sidang Wali Kota, Rabu (14/5). Kunjungan ini menjadi tahapan akhir dalam proses penilaian untuk meraih predikat tertinggi, yakni KLA Paripurna.
- Pelantikan Forum Osis Bondowoso, Kadisdikbud Sebut Ini Kader Masa Depan
- Berkah Ramadan, Warga Mojokerto Dapat Layana. Kesehatan Gratis dari Komunitas Warung Tegal
- Kematian 2,4 Persen, Ngawi Terbaik Penanganan Covid-19
Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Ikhsan, yang mewakili Wali Kota Eri Cahyadi. Ikhsan menjelaskan bahwa proses verifikasi dilakukan secara hybrid, di mana tim pusat mengikuti acara melalui Zoom Meeting serta menyaksikan peninjauan lapangan secara daring.
“Ini adalah tahap verifikasi dari pusat, setelah sebelumnya dilakukan penilaian oleh provinsi. Tadi sudah ada beberapa konfirmasi terkait capaian kita dalam mewujudkan KLA,” ungkap Ikhsan usai kegiatan.
Menurutnya, tim verifikasi pusat memberikan sejumlah masukan yang bersifat administratif, seperti permintaan penambahan dokumentasi untuk mendukung data yang sudah disampaikan.
“Masukannya hanya penambahan dokumen. Kegiatan-kegiatan yang telah kami laporkan, tapi belum dilengkapi foto dokumentasi, diminta segera dilengkapi,” jelasnya.
Ikhsan optimistis Surabaya mampu meraih predikat Paripurna. Hal ini didukung oleh keberhasilan Kota Surabaya yang telah enam kali berturut-turut mendapatkan predikat KLA Utama, serta keterlibatannya dalam program Child Friendly Cities Initiative (CFCI) bersama UNICEF.
“Surabaya menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang secara resmi diperbolehkan menggunakan logo Kota Sahabat Anak dari UNICEF. Ini tentunya menjadi poin penting dalam penilaian,” tambahnya.
Verifikasi KLA sendiri mencakup berbagai indikator, mulai dari regulasi, perlindungan hukum, hingga program nyata di lapangan. Proses penilaian dilakukan menyeluruh di semua tingkatan, dari kelurahan, kecamatan, hingga dinas terkait di tingkat kota.
“Insyaallah, karena program ini memang benar-benar kami jalankan, jadi kami tinggal menyampaikan secara apa adanya. Anak-anak dilibatkan dalam Musrenbang dari kelurahan hingga kota, dan usulan mereka dipantau realisasinya. Evaluasi rutin bersama Forum Anak Surabaya (FAS) juga terus dilakukan,” terang Ikhsan.
Predikat KLA, menurut Ikhsan, bukan semata target administratif, tetapi bentuk komitmen Pemkot Surabaya dalam memastikan kota ini menjadi tempat tumbuh kembang yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
“Menyiapkan kota sesuai kebutuhan adalah investasi jangka panjang. Ini bukan hanya untuk generasi sekarang, tapi juga demi anak-anak dan cucu kita di masa depan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya, Ida Widayati menyatakan bahwa verifikasi pusat merupakan tahap akhir dari proses panjang yang telah dimulai sejak penilaian oleh Pemerintah Provinsi.
“Data sudah kami isi sejak beberapa waktu lalu melalui aplikasi Kementerian PPPA, mencakup 24 indikator dalam lima klaster dengan detail dari dinas-dinas terkait,” jelas Ida.
Ia menambahkan, secara substansi tim kementerian sudah cukup puas dengan capaian Surabaya. Namun, beberapa aspek teknis masih perlu dilengkapi.
“Contohnya ruang laktasi. Di kantor pemerintahan sudah 100% tersedia, di fasilitas umum lebih dari 75%. Tapi perlu ditambahkan persentase ruang laktasi di perusahaan swasta,” katanya.
Ida juga menegaskan bahwa keterlibatan Surabaya dalam program CFCI menjadi nilai tambah yang signifikan. “Saat ini hanya Surabaya yang telah diizinkan menggunakan logo resmi CFCI. Ini jadi keunggulan kompetitif kita,” pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Menteri LHK Apresiasi Program Pemkot Surabaya, Dorong Pengolahan Sampah di Tingkat RW
- Pemkot Surabaya Terima Mahasiswa PKL FISIP UNAIR, Dorong Kritik Membangun Lewat Jurnalistik
- Pemkot Surabaya Bersama PDAM dan Potas Bersihkan Sungai Kalimas