Pemerintah Vietnam memutuskan untuk memblokir aplikasi perpesanan Telegram. Pasalnya, Telegram dianggap tidak kooperatif dalam membantu memberantas dugaan kejahatan yang dilakukan oleh penggunanya.
- Jumlah Pengguna Aktif Bulanan Telegram Melampaui 800 Juta Akun
- Brasil Blokir Sementara Aplikasi Telegram
- Server Facebook Down, Telegram Diserbu 70 Juta Pengguna Baru
Dalam dokumen resmi yang ditandatangani Wakil Menteri Teknologi pada 21 Mei, perusahaan telekomunikasi di Vietnam diperintahkan untuk memblokir akses ke Telegram dan melaporkan hasilnya ke kementerian paling lambat 2 Juni 2025.
Dokumen itu menyebutkan bahwa polisi menemukan sekitar 68 persen dari 9.600 saluran dan grup Telegram di Vietnam melanggar hukum. Pelanggaran tersebut meliputi penipuan, perdagangan narkoba, hingga aktivitas yang diduga terkait terorisme.
“Kementerian meminta penyedia layanan telekomunikasi untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menghentikan aktivitas Telegram di Vietnam,” menurut isi dokumen, dikutip RMOL dari Reuters, Sabtu 24 Mei 2025.
Menanggapi hal ini, pihak Telegram mengaku terkejut dan menyatakan bahwa mereka sedang berusaha menjalin komunikasi dengan pemerintah Vietnam.
“Telegram kaget dengan keputusan tersebut,” kata perwakilan Telegram pada Jumat.
“Kami selalu merespons permintaan hukum dari pihak berwenang Vietnam secara tepat waktu. Pagi ini, kami menerima pemberitahuan resmi dari Otoritas Komunikasi tentang prosedur pemberitahuan layanan sesuai aturan baru. Tenggat waktu untuk merespons adalah 27 Mei, dan saat ini kami sedang memprosesnya,” ujarnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ginjal Rp 2 Miliar Dijual Rp 150 Juta
- Jumlah Pengguna Aktif Bulanan Telegram Melampaui 800 Juta Akun
- Misteri Mayat Termutilasi dalam Tas Kresek Hijau