Dugaan mantan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, KH. Choirul Anam alias Cak Anam bahwa ada kepentingan politik dalam tubuh Nahdlatul Ulama (NU), dinilai sebagai bentuk kegelisahan seorang kader.
- Suharso Monoarfa Didesak Mundur
- Inginkan Perubahan Lebih Baik, Forum Purnawirawan TNI-Polri Jatim Deklarasi Dukung Anies Baswedan
- Hidupkan Isu 3 Periode, Surya Paloh Disebut Ingin Pamer Loyalitas Tanpa Batas ke Jokowi
"Omongan Cak Anam ini mungkin sebagai salah satu bentuk kegelisahan karena Rais Aam ini sekarang nonaktif," ujar Pengamat politik, Adi Prayitno dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (27/2).
Adi menilai memang sejak Kiai Maruf menjadi cawapres, maka suka tidak suka tarikan gerakan politik terhadap NU pada akhirnya tidak dapat dihindarkan.
Sehingga, menurutnya, ungkapan Cak Anam adalah bukti bahwa ada posisi kader NU yang tidak ingin NU bergerak politis dan keluar dari khittah awalnya yaitu gerakan sosial keagamaan.
"Di beberapa tempat NU, Ansor dan gerakan Islam yang terafiliasi dengan NU memang cukup terlihat pasang badan untuk pemenangan 01, ini yang sepertinya memang di kalangan internal NU agak sedikit mulai kurang happy," tutup Adi.
Sebelumnya Cak Anam menyebut kepentingan politik menunggangi Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat pada Rabu, 27 Februari 2019.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Mahfud MD: Densus 88 Tidak Asal Tangkap Sebelum Bukti Kuat
- Targetkan 4,4 Juta Lapangan Keja, Sandiaga Uno Siap Hadirkan Solusi Bagi Ibu-ibu
- Baznas Serahkan Rekomendasi Lembaga Amil Zakat Syarikat Islam