Presiden Joko Widodo diharapkan bisa mengoreksi kabinetnya pada pemerintahan barunya lima tahun kedepan. Pasalnya, banyak kelemahan dalam kebijakan yang disebabkan kinerja menterinya kurang maksimal.
- Gus Fawait Perjuangkan Kesejahteraan Guru
- Bawaslu Tegaskan Kampanye di Kampus Harus Penuhi Dua Syarat
- Rizal Ramli: PKB dan PAN Hasil Reformasi, Kok Tega-teganya Mau Melawan Konstitusi
"Kelemahan kabinet Jokowi sampai sekarang adalah soal koordinasi. Contohnya adalah polemik terbuka Bulog terkait stok beras," kata Igor kepada Kantor Berita RMOL, Minggu (14/7).
Selain masalah pangan, koordinasi di kementerian lain juga masih menjadi masalah. oleh karena itu, kata Igor, koordinasi di antara kementrian mutlak perlu diperbaiki.
Selanjutnya, PR besar Jokowi dalam memimpin RI lima tahun mendatang datang dari sektor moneter. Dikatakan Igor, pelemahan rupiah diprediksi masih akan berlanjut. Begitu juga dengan dampak rasio beban utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB).
Bagi Igor, pemilihan menteri di kabinet Jokowi-Maruf harus dipikirkan secara matang agar tak mengulang kinerja buruk di periode sebelumnya.
Di sisi lain, Jokowi juga diharapkan tak terpaku pada desakan partai politik pengusung untuk menentukan sosok pengisi jabatan kementerian strategis.
"Walaupun nanti partai politik pengusung diduga akan mendominasi wajah menteri di kabinet baru, namun kompetensi, rekam jejak, integritas harus menjadi tolak ukur penggunaan hak prerogatif oleh presiden," tandasnya.[bdp
- Kemendagri Klaim PPKM Mikro Indonesia Ampuh dan Jadi Rujukan Dunia
- Partai Buruh Jadi Tonggak Perjuangan Melawan Langgengnya Privatisasi Listrik
- Tiga Hal ini Harus Dipenuhi Jenderal Andika Jika Mau Nyapres 2024