Demi Penataan, Pemkot Mojokerto Pastikan 64 PKL Direlokasi

Sebanyak 64 Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Mojokerto yang biasa berdagang di pusat kota Mojokerto utamanya di jalan Niaga, jalan Karyawan dan jalan Karyawan Baru segera direlokasi oleh Pemkot Mojokerto ke Pasar Kliwon dan Pasar Prajurit Kulon, paling lambat Minggu depan.


Keputusan merelokasi puluhan PKL dilakukan, setelah para PKL berdialog dengan Walikota, Wakil Walikota, Ketua DPRD, Kepala Disperindag di rumah dinas Walikota, jalan Hayamwuruk, Kota Mojokerto.

Nantinya 38 PKL akan direlokasi di Pasar Kliwon, 26 PKL di Pasar Prajurit Kulon.

Relokasi puluhan PKL itu menyusul penertiban yang dilakukan Pemkot Mojokerto minggu lalu.

Selain untuk penegakan Perda Kota Mojokerto No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum, kawasan niaga itu harus bebas PKL.

Selama ini ratusan PKL selalu memadati jalan di tengah kota Mojokerto tersebut, namun sejak ada penertiban dan telah terpasang papan larangan berjualan bagi PKL, petugas Satpol PP juga disiagakan menjaga kawasan tersebut bebas PKL.

Pemkot memberi alternatif pemindahan tempat usaha PKL bagi yang ber-KTP dan berdomisi di Kota Mojokerto.

“Relokasi untuk 64 PKL warga kota. Ini sejalan dengan program prioritas di bidang ekonomi dengan memberikan tempat yang lebih layak bagi warga yang bergerak di sektor informal,” kata Walikota Mojokerto Ika Puspitasari.

“Perda harus ditegakkan. Kami menata. Makanya saudara-saudara (PKL) yang semuanya warga kota saya undang untuk memberikan solusi,” tandas Ning Ita, sapaan Walikota Mojokerto.

Beberapa PKL yang hadir dalam pertemuan itu mengaku tak yakin lokasi dagang di dua pasar alternatif itu mampu menjadi solusi. Para PKL meminta agar bisa kembali berdagang di tempat semula.

“Beri kami kesempatan untuk kembali berdagang di tempat semula. Sudah satu minggu ini kami tidak bisa berjualan. Tidak ada penghasilan sama sekali. Sedangkan kebutuhan rumah tangga dan anak sekolah tidak bisa ditunda,” ujar Sunarto, PKL jalan Niaga.

Sementara PKL batu akik di jalan Karyawan Ilham Nurmansyah, bahkan meminta agar Walikota mengurungkan rencana relokasi. Karena, PKL sepanjang jalan Karyawan yang disebutnya berjumlah 61 pedagang yang berasal dari kota dan luar kota Mojokerto sudah membentuk paguyuban. Jika yang diakomodir hanya PKL warga kota, dirinya khawatir akan terjadi gesekan horisontal antar PKL dalam satu paguyuban.

“Kami siap dibina, asal tetap bisa berjualan di jalan Karyawan,” kata Ilham.

Dirinya menyebut, Pasar Kliwon tidak menjanjikan bagi PKL. “Pasar Kliwon sebagai tempat relokasi, sepi pengunjung. Bahkan, ada pedagang alas kaki di lantai dua Pasar Kliwon yang gulung tikar karena selama selama tiga bulan berjualan, hanya laku dua pasang sandal saja,” kata Ilham.

Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto mengatakan, relokasi PKL di dua pasar itu sifatnya sementara, karena menunggu realisasi pembangunan Pasar Ketidur di Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon yang diplot sebagai pasar tematik, khusus pedagang loak dan beberapa jenis dagangan lain.

Soal pemulihan pendapatan PKL yang ‘hilang’ imbas dari penertiban, Sunarto menawarkan alternatif dengan pinjaman lunak tanpa bunga di BPR Syariah milik Pemkot Mojokerto.

“Walikota yang akan memberikan prioritas untuk pengajuan pinjaman di BPR Syariah,” ujar politisi PDI Perjuangan.