Pemerintah Klaim Kasus Positif Melandai, Masyarakat Kian Optimis Lawan Corona

Kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia hingga Jumat (8/5) telah mencapai 13.112. Hal ini diklaim pemerintah mulai menurun atau melandai.


Melalui Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, pemerintah membuat kurva mingguan di 10 provinsi yang paling banyak tambahan kasus positifnya di tiap harinya.

"Yang disebut kurva melandai, gerakan kurva melandai itu sebenarnya kita ingin lihat bahwa minimal dari 10 provinsi menunjukan, diintepretasikan melandai. Ini gambaran setiap minggu," ujar Ketua Tim Pakar Gugas Nasional Covid-19, Wiku Adisasmito, di Gedung Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (9/5).

Dari gambaran kurva yang ditampilkan Wiku Adisasmito, terdapat 7 tabel yang masing-masing diintepretasikan sebagai tambahan kasus positif di 10 kota dalam tiap minggunya.

Kurva mingguan ini mulai dihitung dari tabel pertama, yang tercatat dari tanggal 24 Maret sampai 30 Maret.

Kemudian tabel kedua dari tanggal 31 Maret sampai 6 April, tabel ketiga 7 April sampai 13 April, tabel keempat 14 April sampai 20 April, tabel kelima 21 April sampai 27 April, tabel keenam 28 April sampai 4 Mei, dan tabel ketujuh 5 Mei sampai 11 Mei mendatang.

Adapun dari 7 table yang ada itu, tambahan pasien positif paling banyak terjadi di tabel keempat tanggal 14 April sampai 20 April.

Di situ tercatat, tambahan kasus di DKI Jakarta (964), Jawa Barat (241), Jawa Timur (202), Jawa Tengah (149), Sulawesi Selatan (147), Banten (46), Nusa Tenggara Barat (27), Bali (54), Papua (45) dan Sumatera Barat (28) dengan total 1.903 orang.

Sementara untuk perolehan tabel selanjutnya terlihat kotaknya mulai terus melandai. Hanya saja tidak dituliskan secara detail, berapa pertambahan kasus dalam minggu-minggu selanjutnya yang mulai melandai tersebut.

Akan tetapi, Wiku Adisasmito menyebutkan bahwa kurva tabel tersebut memperlihatkan angka komulatif kasus yang terus melandai. Data ini bahkan diharapkannya bisa menjadi acuan masyarakat untuk optimis melawan corona.

"Jadi kita melihatnya bukan angka komulatif yang selalu menaik, yang membuat orang jadi merasa was-was. Kok semakin lama semakin naik-naik kepuncak gunung gitu ya. Padahal kalau kita lihat kasusnya perminggu, ya inilah gambaran yang lebih realistis kita lihat," ucap Wiku Adisasmito.

"Kalau nanti minggu ini sudah selesai, di sebelah (paling) kanan, kita lihat saja nanti angkanya berapa, tetap segini atau naik sedikit," pungkasnya.