Pemkot dan Kepolisian di Surabaya Masifkan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo

Seusai PSBB tidak diperpanjang, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama jajaran kepolisian terus memasifkan pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ke seluruh RW se Kota Surabaya. 


Bahkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga berkoordinasi dengan Polres Tanjung Perak dan Polrestabes Surabaya untuk terus memasifkan pembentukan kampung tangguh tersebut.

Koordinasi itu dilakukan dengan mengunjungi dua markas polisi itu, Selasa (9/6). Awalnya, ia mengunjungi Mapolres Tanjung Perak untuk mendorong pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. 

Saat itu, ia menunjukkan peta sebaran Covid-19 di Kota Surabaya, khususnya di wilayah Polres Tanjung Perak.

“Jadi, kami terus menciptakan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini untuk menjaga supaya penyebarannya bisa terhambat. Karena Surabaya ini dibagi menjadi dua wilayah, sehingga ini saya membicarakan dulu dengan Polres Tanjung Perak lalu saya akan lanjutkan ke Polrestabes Surabaya,” kata Risma dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim.

Setalah dari Polres Tanjung Perak, selanjutnya Risma bersama jajarannya berkunjung ke Mapolrestabes Surabaya. 

Di situ, ia juga terus mendorong pembentukan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, meskipun hingga saat ini sudah ada sebanyak 1.340 kampung yang sudah membentuk kampung tersebut.

Selain mendorong Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Wali Kota Risma bersama jajaran Polrestabes Surabaya juga mendiskusikan pembentukan Mal Tangguh, Tempat Ibadah Tangguh, dan Pasar Tangguh. 

Jika semua ini bisa dilakukan, dia sangat yakin bahwa penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya akan bisa ditekan. 

“Saya percaya ini bisa ditekan, saya yakin itu,” ujarnya.

Menurut Risma, sebetulnya di Kota Surabaya ini memang ada penyebaran dan terus dicari dengan cara menggelar rapid test dan tes swab massal. 

Namun, jika ditemukan ada yang reaktif atau positif, lalu apa yang harus dilakukan untuk menekan penyebarannya itu. 

“Nah, yang kita lakukan kalau ditemukan positif adalah diobati ke rumah sakit, atau diisolasi di hotel atau di Hotel Asrama Haji,” katanya.

Namun, yang paling penting adalah di sekitar kampung yang ditemukan positif Covid-19 itu, harus dijaga supaya tidak semakin menularkan kepada yang lainnya di lingkungannya. 

Sebab, di Surabaya ini sangat banyak kampung padat penduduk dan resiko penularannya sangat tinggi. 

“Jadi, resikonya itu yang nanti kita cegah,” ujarnya.

Oleh karena itu, setelah PSBB ini tidak diperpanjang, ia berharap warga Kota Surabaya terus disiplin menjaga protokol kesehatan. Bukan malah rea-reo seakan-akan sudah terbebas dari pandemic Covid-19. 

“Masih banyak saudara-saudara kita yang dirawat di rumah sakit, dan masih banyak pula tim medis yang merawat saudara-saudara kita itu, jadi ayo jangan ditambah beban mereka,” pungkasnya.


ikuti update rmoljatim di google news