Aktivis: Jokowi Katakan Saja Kalau Memang Ekonomi Minus 9 Persen

Presiden Jokowi/Net
Presiden Jokowi/Net

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pandemik Covid-19 dipastikan minus pada kuartal II tahun 2020.


Beragam prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pun muncul dan menjadi perdebatan. Awalnya, pemerintah memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Tanah Air kontraksi hingga minus 4,3 persen.

Sedangkan prediksi lain disampaikan mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2013-2018, Agus Martowardojo.

Agus memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 lebih negatif dibanding klaim pemerintah, yakni hingga minus 6%.

Padahal, rata-rata pertumbuhan ekonomi di 5 tahun terakhir berada di angka 5%. Kekhawatiran mengenai resesi pun makin deras.

Namun prediksi pemerintah dipatahkan oleh data Badan Pusat Statistik (BPS). Benar saja, angka yang dirilis lebih mengkhawatirkan dibanding prediksi pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo.

BPS mengungkap, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus hingga 5,32 persen di kuartal II tahun 2020.

Beragam perbedaan angka pertumbuhan ekonomi tersebut pun membuat eksponen aktivis Haris Rusly Moti gerah. Ia meminta pemerintahan Jokowi buka-bukaan, meski pahit sekalipun.

"Pemerintah Jokowi jangan berbohong terkait keadaan ekonomi, jika minus 8-9 persen ya katakan saja demikian," kata Haris Rusly di akun Twitternya seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (9/8).