Diresmikannya Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta Internasional Airport (YAI) di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat (28/8), merupakan bukti inkonsistensi Presiden Joko Widodo atas pernyataan sebelumnya.
- Jatim Memasuki Panen Raya, Pemerintah Diminta Evaluasi Keputusan Impor Beras
- Usai Dilantik Jadi ASN, Terbukti KPK Makin Kuat Dengan Menahan Tersangka Anja Runtuwene
- Narasi Pengosongan Pulau Rempang Harus Disetop, Pemerintah Diminta Kedepankan Dialog
Peresmian ini tentu bertolak belakang dengan apa yang pernah disampaikan Jokowi. Di mana belum lama ini Presiden Jokowi menyatakan keheranan lantaran terlalu banyak Bandara Internasional di Indonesia.
Saat itu secara tegas Presiden Jokowi meminta agar kehadiran bandara internasional itu dievaluasi.
Demikian disampaikan pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (30/8).
"Memang Jokowi banyak ketidakkonsistennya. Baru kemarin bilang terlalu banyak Bandara Internasional, ternyata hari ini malah memuji Sri Mulyani dan Sri Sultan dalam peresmian Bandara Internasional Yogyakarta," ujar Saiful.
Saiful pun menilai agar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk tidak berbangga dahulu atas pujian Presiden Jokowi dalam peresmian tersebut.
"Bisa jadi Jokowi ada maunya. Sampai-sampai memuji keduanya di depan publik," katanya.
Saiful menilai, ada kemungkinan Jokowi memuji Sri Sultan Hamengku Buwono X atas kehebatan mendesain bandara agar mendukung kebijakannya yang saat ini banyak dikritik publik.
"Sama halnya kepada Sri Mulyani, Jokowi mencoba menghibur Sri Mulyani yang sedang gundah gulana terkait neraca keuangan negara," pungkasnya.
- Warga Antre Beli Sembako Murah hingga Pingsan, Ini Usul Al-Hasanah Foundation kepada Presiden Jokowi
- Rencana Jokowi Sematkan Pangkat Jenderal ke Prabowo, TB Hasanuddin: Dalam TNI Tak Ada Pangkat Kehormatan
- Pemilu Habiskan Rp16,5 Triliun, Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Rp 96,4 Triliun