Eri Cahyadi Cawali Surabaya, PDIP Ingin Menjaga Semangat Rismanisme 

Pasangan Cawali Cawawali Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji/Net
Pasangan Cawali Cawawali Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji/Net

Rekomendasi PDI Perjuangan yang turun Eri Cahyadi sebagai calon Walikota Surabaya sangat mudah dibaca kaum awam. Sebab Eri Cahyadi adalah representasi bagi Tri Rismaharini atau Risma. 


Hal ini disampaikan Aktivis Kelompok Kajian Jumat Malam (K-Jam), Toni Widiajaya pada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (2/9).

Namun dari penunjukkan Eri Cahyadi ini, kata Toni, ada beberapa konsekuensi logis yang akan berimbas. 

"Pertama, timbulnya pergolakan di internal PDIP karena Eri bukan kader PDIP. Walau nama yang dimasukkan untuk menjadi wakil adalah kader asli PDIP (Armuji) untuk meredam hal tersebut namun kesan partai bukan untuk kader asli tetap mengemuka," jelas Toni.

Di sini sebenarnya juga membuktikan, lanjut Toni, bahwa partai tidak berfungsi sebagai partai kader. Pasalnya, dari empat nama Cawali dan Cawawali yang muncul hanya Armudji yang orang partai. 

"Yang kedua, ini menunjukkan semangat PDIP utk menjaga ‘zona nyaman’ nya. Ya, nama Eri hanya dianggap sebagai representasi Risma. Semangat Rismanisme inilah yang dijaga, sehingga PDIP belum berani memunculkan tokoh lain," urainya.

Satu sisi, tambah Toni, alasan ini bisa dipahami karena melihat kesuksesan Risma 10 tahun memimpin Surabaya. 

"Di sini nuansa romantisme berusaha dijaga dan dipupuk," tuturnya.

Namun setelah mendengar nama-nama yang fix muncul, Toni menyebutkan bahwa ada satu poin yang cukup mengejutkan dalam pemilihan adalan masih ada nama birokrat yang muncul. 

"Hal ini di luar kebiasaan partai yang oportunis untuk memilih pengusaha yang bermodal. Yang jelas rivalitas Pilwali Surabaya menarik untuk disimak. Ada kolaborasi unsur pensiunan pejabat dan profesional versus birokrat dan partai," demikian Toni.