Pilkada Ngawi, Adu Strategi Menekan Perolehan Kotak Kosong

Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net

Beberapa saat lalu Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) telah mencatat sebanyak 25 pasangan calon tunggal yang akan bersaing melawan kotak kosong di Pilkada 2020.


Seperti di Ngawi, pasangan Ony Anwar - Dwi Rianto Jatmiko (OK) sebagai paslon tunggal. Otomatis lawanya kolom kosong.

"Pilkada Ngawi ini sebenarnya adu kepercayaan sekaligus mengukur kemampuan partai politik. Bisa meyakinkan konstituen atau tidak karena rekomendasi itu bukan dari rakyat langsung melainkan pucuk partai di pusat," ungkap Budi Hendro J, pengamat sosial asli warga Ngawi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at, (2/10).

Budi mengisyaratkan, keberadaan OK harus lebih menekan kinerja partai pengusung. Jangan data diatas meja yang menjadi bahan acuan. Sebab, realita akar rumput bisa berbalik tidak seperti data didapur masak tim sukses OK. 

"Ditengah pandemi Covid-19 merepotkan paslon dalam meyakinkan pemilih melalui kampanye terbuka atau melibatkan jumlah masa. Sehingga dibutuhkan kreatifitas tim sukses dibalut dengan dukungan kerja semua partai pengusung," jelasnya.

Budi melanjutkan, keberadaan kotak kosong justru sebagai lawan politik yang masif. Mengingat keberadaanya tidak bisa terdeteksi. Selain itu, kotak kosong bisa menjadi terminalnya sekelompok masa yang mengkhawatirkan proses demokrasi mati suri.

"Keberadaan OK ini jelas berlatar eksekutif dan legislatif. Dalam pemantauan ada kelompok tertentu yang menyangsikan sebab nantinya tidak ada kekuatan penyeimbang faktanya semua partai perebut kursi di dewan sudah mengusungnya," demikian urai Budi. 

Budi juga menilai, keberadaan paslon OK dari hitungan diatas kertas tetap memenangi kontestasi lima tahunan tersebut.  Hanya saja persoalannya persentase perolehan suara kota kosong. Jika memperoleh 20 persen suara di kotak kosong bisa mempresentasikan kepercayaan ke partai politik tergerus. 

Kata Budi, fenomena paslon tunggal melawan kotak kosong merupakan tanda peringatan bahaya datangnya ancaman bagi kelangsungan demokrasi di suatu daerah.

Sebab, salah satu pondasi dasar demokrasi adalah terbukanya kemungkinan pilihan yang beragam bagi masyarakat dalam proses pemilihan calon pemimpin.