Walk Out Demokrat Bukti Ketegasan Sikap Politik AHY Untuk Berkoalisi Dengan Rakyat

Agus Harimurti Yudhoyono/net
Agus Harimurti Yudhoyono/net

Nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono digadang-gadang akan diangkat menjadi menteri kabinet kalau Presiden Joko Widodo benar-benar melakukan perombakan kebinet pada Oktober ini. 


Namun, karena sikap Demokrat yang keras menolak omnibus law RUU Cipta Kerja yang sudah sah menjadi UU, peluang AHY masuk kabinet semakin tipis. Analis politik yang juga 

Direktur Mahara Leadership, Iwel Sastra mengatakan, tidak masalah AHY tidak jadi menteri di era pemerintahan Jokowi, apalagi usianya masih muda. 

"Dia masih memiliki masa depan politik yang masih panjang," ujar Iwel Sastra kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (7/10). 

Menurut Iwel Sastra, justru ini menjadi langkah awal bagi AHY dalam karir politiknya tidak hanya sekadar memiliki target bergabung dengan kabinet, tapi tentu harus ada lompatan yang lebih besar seperti menjadi pemimpin kabinet. 

Demokrat menolak keras omnibus law RUU Cipta Kerja. Bahkan, dalam sidang paripurna pengesahan, Senin petang (5/10), semua anggota Fraksi Demokrat walk out dari ruang sidang. 

Jelas Iwel Sastra, walk out Demokrat merupakan momentum yang pas bagi partai berlambang mercy dalam menentukan warna dan sikap terhadap langkah-langkah dan kebijakan pemerintah. Ini juga merupakan langkah besar bagi AHY sebagai ketua umum partai. 

Bagaimana pun, keputusan Fraksi Demokrat pasti sudah mendapatkan restu dari ketua umumnya. Selain itu, lanjut Iwel Sastra, kejadian ini merupakan langkah besar bagi AHY untuk menunjukkan perbedaan antara dia dengan ayahnya SBY, supaya tidak  selalu berada di bawah bayang-bayang sang ayah. 

"Perbedaan yang dimaksud adalah Pak SBY pernah dicitrakan dalam pemberitaan media sebagai sosok yang peragu, tentu AHY jangan sampai juga mendapatkan kesan demikian. Meskipun demikian kehadiran SBY sebagai mentor politik AHY masih dibutuhkan," tuturnya. 

Masih menurut Iwel Sastra, ketegasan sikap yang ditunjukan oleh Fraksi Demokrat dapat dibaca sebagai representasi keinginan dari ketua umumnya, AHY. 

"Dari sikap ini dapat dibaca AHY tidak takut kehilangan posisi apapun termasuk untuk bergabung dengan kabinet. Berkoalisi dengan rakyat nilainya lebih besar dibandingkan duduk di kabinet," tutupnya.