Harga Cabai Terus Merosot, Petani di Probolinggo Merugi

ibu rumah tangga membeli bahan pangan di Pasar Semampir /RMOLJatim
ibu rumah tangga membeli bahan pangan di Pasar Semampir /RMOLJatim

Beberapap pekan terakhir harga cabai rawit di sejumlah pasar Kabupaten Probolinggo, terus merosot.


Turunya harga itu, membuat para petani cabai rawit merugi, lantaran harga jual yang tak sebanding dengan harga pengeluaran modal. 

Abdul Jalil (26). Petani asal Krejengan ini menyatakan, kalau harga cabai rawit di tingkat petani saat ini terus mengalami penyusutan. 

"Di petani saja, harganya ya Rp 8.000 sampai Rp. 10.000 perkilogramnya mas," jelasnya, pada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (14/10) siang.

Menurutnya, harga tersebut, tidak baik untuk para petani. Sebab, harga itu tidak akan bisa mengembalikan modal awal tanam cabai rawit. Bahkan, untuk bayar pekerja untuk memetik cabai saja sudah tidak cukup. 

"Buat jasa petiknya saja masih kurang kalau harganya segitu mas. Sehingga, saya harus banting tulang betul agar mencukupi kebutuhan ini," paparnya.

Sementara seorang pedagang pasar Semampir, Hosnan menyampaikan, harga cabe rawit ditingkat pedagang sekitar 12 ribu   rupiah  hingga 14 ribu rupiah  perkilogram. 

Harga itu menurutnya terus mengalami penurunan sejak beberapa pekan terakhir.

"Sudah beberapa pekan ini mengalami penurunan," sebutnya.

Terpisah, Kabid Perdagangan pada Disperindag Kabupaten Probolinggo, Endang menyampaikan, harga cabe rawit memang mengalami penurunan belakangan ini. Itu berdasarkan hasil investigasi pihaknya di sejumlah pasar.

Menurutnya, turunnya harga itu tidak luput dari banyaknya stok cabe di pasar. Kemungkinan, beberapa pekan ke depan harga itu akan kembali naik. Mengingat cuaca yang mulai memasuki musim penghujan. 

"Semoga saja kembali naik di pasaran. Agar petani dan pedagang senang," pungkasnya.